Air Radiator Berkurang, Baiknya Diganti atau Ditambah?
- Toyota Astra
VIVA – Tingginya kinerja mesin zaman sekarang, membuat suhunya menjadi lebih panas. Otomatis, produsen merancang sistem pendingin yang lebih baik.
Pada beberapa sepeda motor ada yang masih menggunakan kipas sebagai pendingin. Namun, di semua mobil saat ini sudah memakai radiator.
Cara kerjanya cukup sederhana, cairan akan dialirkan ke dinding mesin dan bagian lain untuk menyerap panas. Kemudian, disalurkan kembali ke bagian depan untuk didinginkan menggunakan kipas.
Zaman dahulu, radiator terbuat dari bahan kuningan. Tapi, bobotnya yang cukup berat membuat pabrikan kemudian beralih ke material plastik dan aluminium.
Ada keuntungan tersendiri apabila memakai radiator berbahan kuningan, yakni bisa ditambal jika bocor. Hal itu tidak dapat dilakukan pada radiator plastik, yang jika rusak maka harus diganti utuh.
Karena perannya yang sangat penting, tak heran apabila pabrikan menyarankan pemilik kendaraan, baik motor maupun mobil untuk memeriksa cairan radiator secara berkala.
Hal itu bisa dilakukan setiap pagi hari, sebelum mesin dihidupkan. Cukup buka kap mesin dan lihat ketinggian cairan di bak penampungan. Untuk pemilik motor, yang bisa mereka lakukan adalah melihat indikator di panel instrumen.
Meski dirancang menggunakan sistem tertutup, tapi bukan tidak mungkin cairan radiator berkurang jumlahnya. Penyebab paling utama adalah adanya kebocoran, meski penguapan juga bisa saja terjadi.
Jika cairan tersebut berkurang, lantas apakah harus ditambah atau harus dikuras dan diganti baru?
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Federaloil, Rabu 2 Desember 2020, cairan tersebut ternyata memiliki masa pakai. Ketika bersirkulasi di dalam jalur yang ada di dinding mesin, bisa saja ada kotoran yang terbawa.
Oleh sebab itu, disarankan untuk mengganti seluruh cairan, terutama jika jumlah yang kurang cukup banyak. Dengan cara ini, maka kondisi jalur pendinginan mesin bisa tetap terjaga kebersihannya.