Jas Hujan Sering Rusak? Ini Penyebabnya
- Outdoorgearlab
VIVA – Hujan masih sesekali menguyur Jakarta. Meski diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, namun nyatanya masih banyak warga yang bepergian mengendarai sepeda motor.
Ketimbang mobil, motor memang lebih ideal untuk digunakan jika tempat yang dituju jaraknya tidak jauh. Sayangnya, hujan terkadang membuat hal itu menjadi merepotkan, terutama jika turunnya saat kita sedang dalam perjalanan.
Biasanya, pemotor menyimpan jas hujan di bagasi yang ada di bawah jok. Tapi, tidak jarang mereka memilih untuk berteduh, ketimbang mengenakannya. Rata-rata beralasan, kondisi jas hujan yang dibawa tidak layak pakai, alias sudah rusak.
Kerusakan bisa diketahui, saat pakaian yang kita kenakan juga ikut basah cukup banyak. Biasanya, itu terjadi apabila ada retakan atau risleting tidak lagi kedap air.
Baca juga:Â Pengakuan Ojol Diizinkan Bawa Penumpang oleh Kemenhub
Hal itu dapat terjadi, apabila jas hujan jarang mendapatkan perawatan yang layak. Dilansir dari laman Federaloil, Selasa 14 April 2020, sering pemiliknya hanya sekadar menggantung benda tersebut usai digunakan.
Padahal, kotoran yang menempel akan merusak elastisitas bahan. Bahkan, bila kering akan membuat jas hujan mudah sobek. Untuk itu, sebaiknya lakukan perawatan dengan cara dicuci.
Kamu bisa memakai ember berisi air, atau lebih bagus lagi jika diguyur di air yang mengalir. Bersihkan semua kotoran yang menempel, seperti pasir dan lumpur. Kemudian, gunakan sabun cair untuk mengangkat kotoran membandel.
Satu yang perlu diperhatikan, jangan mengucek jas hujan. Sebab, hal itu bisa merusak lapisan antiair dan lilin yang berfungsi menyekat air di risleting. Setelah selesai, jemur di tempat yang tidak kena sinar matahari langsung. Jika sudah kering, lipat dan simpan kembali di bagasi motor.