Mekanik Sering Lakukan Ini pada Motormu, Padahal Salah Besar
- Dok: SIS
VIVA – Setiap kendaraan memiliki komponen yang bekerja dalam kecepatan tinggi. Untuk memastikan kondisinya selalu prima, dibutuhkan perawatan atau servis secara berkala.
Hal itu bisa dilakukan di bengkel resmi, maupun bengkel umum yang banyak tersedia di dekat lokasi rumah. Jika kondisi kendaraan masih baru, umumnya pabrikan memberi paket servis gratis selama beberapa waktu.
Salah satu kegiatan servis yang perlu dilakukan pada kendaraan bermotor, yakni mengganti pelumas atau oli. Cairan ini tidak hanya ada di dalam mesin, namun juga transmisi.
Selain mengurangi gesekan antar komponen, pelumas juga efektif mengurangi panas mesin. Semua partikel berukuran sangat kecil hasil gesekan, juga bisa dibawa oleh oli dan dikumpulkan di saringan.
Baca Juga: Inikah Motor Baru yang Bakal Dibawa Honda?
Karena perannya yang sangat vital, tidak heran apabila ganti oli menjadi kegiatan yang paling sering dilakukan saat perawatan berkala.
Namun, ada satu kebiasaan mekanik saat mengganti oli yang sebenarnya salah, tapi sering dipraktikkan. Dilansir dari laman resmi Suzuki, Senin 27 Januari 2020, kesalahan yang dimaksud adalah menyemprot lubang pengisian dan pembuangan oli dengan angin bertekanan tinggi.
Sebenarnya, cara itu dilakukan dengan maksud baik, yakni agar pelumas yang kotor dapat segera keluar dari mesin. Sebab, ada saja cairan pekat itu yang masih tersisa di ceruk kecil di dalam mesin.
Menyemprot lubang oli dengan angin dianggap salah, karena tekanan bisa menyebabkan kotoran dibawa oleh pelumas menjadi terpisah dan menempel kembali di dinding mesin. Bahkan, bisa saja masuk ke bagian yang berbahaya.
Jika itu terjadi, maka akan terjadi goresan dan lama-kelamaan dinding mesin menjadi rusak. Jadi, sebaiknya kuras oli dengan cara yang biasa saja.
Lagi-lagi Oli Motor yang Dukung Gresini Racing Dipalsukan di Indonesia
Di tengah peminat yang tinggi akan oli lokal sponsor Gresini Racing di MotoGP itu, banyak oknum yang tidak bertanggung jawab memalsuka pelumas Federal Oil. Maraknya pemal
