Begini Cara Aman Nyetir di Malam Hari, Belum Banyak yang Tahu
- Pixabay/jp26jp
VIVA – Berkendara di malam hari, dianggap lebih nyaman bagi sebagian pengemudi. Alasannya, kondisi jalan relatif lebih lancar, dan suhu udara lebih sejuk dibandingkan siang hari.
Meski demikian, mengemudi mobil di malam hari ternyata membutuhkan teknik yang tepat, agar terhindar dari kecelakaan.
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, saat mengemudi malam hari, daya visual terbatas, dan pengemudi harus mengetahui cara berkendara yang aman.
"Saat kendaraan bertemu dengan kendaraan dari berlawanan di malam hari, maka mata pengemudi harus membiasakan diri melihat ke marka jalan bawah sebelah kiri atau tengah. Tujuannya, adalah tidak menangkap cahaya dari arah depan," ujarnya di Jakarta, Rabu 13 Maret 2019.
Sony mengatakan, mata manusia sangat sensitif terhadap cahaya yang datang, termasuk saat berkendara di malam hari dan melihat cahaya lampu dari arah berlawanan. Membiasakan mata melihat ke marka jalan, bisa mengurangi silau dari sinar lampu mobil lain.
"Cara ini mudah tetapi enggak jadi kebiasaan di sini. Biasanya, saat ada lampu dari arah berlawanan, ditembak (disorot) balik. Padahal, risikonya sangat besar," tuturnya.
Selain itu, pengemudi mobil di Indonesia juga harus bisa membuat garis imajinasi marka jalan. Sebab, kata dia, tidak semua jalan di Tanah Air memiliki garis pembatas di bagian tengahnya.
"Pengemudi harus bisa menciptakan garis imajiner. Garis ini membelah dua lajur jalan. Sehingga, pengemudi bisa memposisikan kendaraan secara aman. Ketika berpapasan, menikung dan segala macam kondisi," ungkapnya.
Ia melanjutkan, membuat garis imajinasi tersebut sebenarnya bukan perkara sulit. Hanya dibutuhkan latihan dan kemampuan, untuk mengetahui dimensi mobil yang dikemudikan.
"Pengemudi harus tahu atau mempelajari dimensi kendaraannya. Kemudian, terus berlatih imajinasi membelah jalan. Jadi, ukuran jalan sekian, mobil lebarnya sekian, muat atau enggak," kata dia. (kwo)