Beli Ban Mahal, Jangan Protes Jika Hal Ini Terjadi
- VIVA.co.id/Yasin Fadilah
VIVA – Bukan hanya merek mobil dan motor yang bertambah banyak di Indonesia. Komponen pendukungnya, seperti ban pun sudah mulai bertambah ragamnya, dengan harga dan kualitas yang bervariatif.
Marketing Communication Department Head Planet Ban, Bagus Ardian mengatakan, ada kualitas pasti ada harga. Artinya, setiap pabrikan memiliki strategi masing-masing. Mereka berusaha efisien dalam produksi, namun tetap mengutamakan keamanan produknya.
“Ban harga murah pasti fokusnya awet. Bahan yang komponnya keras, efeknya cengkeraman berkurang. Ban yang harganya mahal, pakai kompon lebih lunak,” ujarnya di Jakarta, Minggu 13 Januari 2019.
Dengan bahan kompon lunak, otomatis harga ban jadi mahal. Tapi, cengkeraman lebih baik. Hanya, usia pakai tidak lama, karena mudah termakan aspal. Maka, saat ini pabrikan ban mengombinasi antara kompon keras dan lunak.
“Beberapa pabrikan sudah mulai membuat balance, antara kompon keras dan lunak. Jadi, masa pakai lama, atau lebih dikenal dengan istilah silika,” tuturnya.
Menurutnya, bukan hanya kompon lunak yang membuat karet ban cepat habis. “Mulai dari gaya berkendara, bobot dan jarak tempuh. Sebenarnya, lebih banyak berpengaruh dari situ,” jelasnya.
Satu fakta menarik yang ia tuturkan, ban motor bagian depan umumnya lebih awet ketimbang belakang. Misalnya, ban depan umurnya bisa sampai satu tahun, tapi belakang hanya 10 bulan.