Tiga Hal yang Salah Kaprah soal Perawatan Motor
- ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA – Banyak hal yang membuat orang tertarik untuk membeli sepeda motor. Mulai dari mudah dikendarai hingga bentuknya yang kecil, sehingga praktis menembus kemacetan lalu lintas perkotaan.
Dalam hal perawatan, sepeda motor juga dianggap lebih mudah ketimbang memiliki sebuah mobil. Ukuran mesin yang kecil membuat biaya servisnya lebih terjangkau.
Meski demikian, masih banyak pemilik sepeda motor yang tidak mengetahui cara merawat kendaraan mereka dengan benar. Beberapa hal yang salah kaprah dengan mudah menyebar dari mulut ke mulut, sehingga menjadi kebiasaan yang dianggap benar.
Dilansir dari laman Wahanahonda, Kamis 27 Desember 2018, setidaknya ada tiga cara perawatan yang dipercaya oleh para pemilik sepeda motor, namun ternyata salah kaprah.
Pertama, selama masa inreyen motor tidak boleh dibawa mengebut. Anggapan ini hanya berlaku untuk motor yang diproduksi zaman dulu, karena tingkat presisinya kurang baik dibandingkan sekarang.
Mesin motor buatan saat ini sudah sangat presisi, sehingga tidak berbahaya untuk dipacu kencang. Yang tidak diperbolehkan adalah menggeber gas, karena gerak komponen belum lancar.
Anggapan kedua adalah saat mogok, motor matik tidak boleh didorong. Tidak ada hubungan antara transmisi matik motor dengan putaran roda saat mesin mati. Jadi, jangan ragu mendorongnya jika kehabisan bensin.
Anggapan memanaskan mesin minimal 10 menit juga tidak lagi berlaku. Dengan teknologi pengabutan injeksi, komputer akan menyesuaikan suplai bahan bakar dan udara. Hasilnya, suhu mesin akan mencapai optimal dalam waktu singkat. (kwo)