Penjelasan Kenapa Motor Injeksi Lebih Irit dari Karburator

All New Honda Vario 150 lengkap dengan aksesori
Sumber :
  • VIVA/Dian Tami

VIVA – Sistem pengabutan motor saat ini ada dua jenis, injeksi dan karburator. Cara kerjanya berbeda, injeksi mengatur keluar jumlah bahan bakar melalui ECU (engine control unit). Jadi sudah sesuai perintah atau pengaturan dari ECU-nya.

Kapal Tangker Elisabeth Angkut Bahan Bakar ke Sumbawa Terbakar di Perairan Bali, 5 ABK Meninggal

Sementara karburator menyemprotkan bahan bakar mengikuti gerak silinder yang diawali dari naik turunnya jarum skep sesuai putaran tali gas. Peran CDi (capacitor discharge ignition) pada motor karburator hanya sebagai pengapian.

Maka bagi pencinta balap motor, untuk meningkatkan asupan bahan bakar yang dibutuhkan, lebih mudah motor karburator. Karena hanya perlu mengganti spuyer atau pilot jet saja. Sedangkan injeksi harus mengganti injektor dan mengatur ulang sistem ECU-nya.

Alasan Bahan Bakar Bioetanol dan Biodiesel Sulit Dikembangkan di Indonesia

Tapi bagi pengguna motor sehari-hari, sistem injeksi jadi pilihan yang tepat karena menawarkan konsumsi bahan bakar lebih irit. Seperti yang disampaikan  Technical Service Division PT Astra Honda Motor, Endro Sutarno.

“Bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih homogen (injeksi), dibanding karburator. Partikel bahan bakar dari sistem injeksi lebih halus maka pembakaran lebih bagus dan menghasilkan efisiensi,” ujarnya kepada VIVA, Kamis 29 November 2018.

Kementerian ESDM Uji Coba B40 untuk Kereta Api Selama 1.200 Jam

Sementara menurut salah seorang mekanik dari bengkel motor AJM, Andi, sistem pengabutan injeksi bisa lebih irit karena bahan bakar yang disemprotkan bentuknya halus dan mudah terbakar. Tidak seperti karburator yang partikel bahan bakarnya agak kasar.

“Volume bahan bakar sudah disesuaikan kebutuhan mesin untuk sistem injeksi karena di atur ECU, kalau karburator tidak. Karena karburator seperti alat vakum dan tekanan udara bisa berubah,” tuturnya.

[dok. Senior Vice President (SVP) of Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso, dalam diskusi di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 10 September 2024]

Teknologi Olah Minyak Jelantah Jadi Avtur Sudah Siap, Pertamina Beberkan Kendalanya

Pertamina membeberkan soal rencana Pertamina untuk mengembangkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF).

img_title
VIVA.co.id
10 September 2024