Ciri-ciri Aki Bekas yang Dibilang Baru, Awas Tertipu
- www.icrixs.com
VIVA – Baterai atau aki menjadi komponen penting pada sebuah kendaraan. Baik aki kering atau basah memiliki umur pakai. Jika masa pakainya sudah habis, otomatis aki tersebut harus diganti.
Tapi sebelum ganti aki, Anda harus cermat memilih tempat pembelian. Sebab, ada aki bekas yang dijual lagi dan dibilang bahwa itu barang baru.
Technical Operasional PT Wacana Prima Sentosa sebagai produsen aki Massiv, Muksin, mengatakan, banyaknya aki rekondisi yang kembali dijual, karena harga aki baru semakin mahal. Kata dia, biasanya aki rekondisi dijual di toko-toko pinggir jalan, bukan toko besar.
"Cara dia merekondisi itu dari hasil aki tukar tambah. Aki lama belum tentu rusak, bisa saja alternator mobil bermasalah. Dicas lagi kondisinya bagus, dan dibersihkan lagi, dicuci segala macam," ujarnya di Jakarta Selatan, Selasa 6 Maret 2018.
Menurutnya, ciri-ciri aki rekondisi bisa dilihat dari terminal positif dan negatifnya yang sudah ada goresan. Selain itu, warna bodi aki sudah berubah. Jika diperhatikan, warnanya sedikit kusam. Beda dengan aki yang benar-benar baru.
"Biasanya, di situ ciri-ciri utamanya, mau aki basah atau kering. Umumnya, yang direkondisi aki basah atau konvensional, bukan kering. Aki kering jarang direkondisi, meski ada beberapa. Harga juga pasti lebih murah," tuturnya.
Terakhir, garansi yang diberikan untuk aki baru umumnya satu tahun. Sedangkan, aki bekas atau rekondisi hanya tiga bulan.
Varian baru aki Massiv Amal
Dalam kesempatan yang sama, Massiv meluncurkan produk baru mereka berupa aki basah. Corporate Public Relation Officer Wacana Prima Sentosa, Satriawan Agung Prabowo mengatakan, aki Massiv Amal ini, produk baru ini hanya tersedia untuk mobil saja.
Kata dia, aki ini produk lokal dan dibanderol mulai dari Rp500 ribu sampai Rp2 juta, tergantung kapasitasnya.
"Kami menamakan Massiv Amal, karena setiap pembelian aki ini kami donasikan Rp5.000. Duit itu untuk membantu sekolah-sekolah yang keadaannya tragis. Jadi, uang itu benar-benar kami manfaatkan untuk membeli buku, perlengkapan sekolah dan lain-lainnya," tuturnya.