Menjelajah Jalur Mudik dengan Sedan Mewah Jaguar XF
- VIVA.co.id/Jeffry Yanto
VIVA.co.id – Generasi terbaru Jaguar XF pertama kali hadir di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 lalu. Mobil ini didatangkan secara resmi oleh PT Wahana Auto Ekamarga (WAE), agen pemegang merek mobil Jaguar dan Land Rover di Tanah Air.
Secara penampilan, dimensi XF baru lebih panjang 51 milimeter dari generasi sebelumnya. Kap mesin didesain mirip dengan mobil-mobil muscle car ala Amerika, sehingga terlihat lebih ‘berotot’.
Agar lebih terlihat maskulin, desain grille honeycomb dibuat lebih besar dan tidak lagi full krom, tapi warna hitam. Selain itu, desain lampu depan lebih terlihat tajam dan di dalamnya tertanam LED adaptive, lebih canggih dari Jaguar XE.
Selain itu, pabrikan asal Inggris ini juga memangkas berat sedan pesaing BMW seri 5 ini hingga 190 kilogram, agar konsumsi bahan bakar dan akselerasi lebih baik. Bobot ini berkurang berkat penggunaan bahan alumunium yang mencapai 75 persen pada sasisnya.
Untuk membuktikan ketangguhan sedan berlogo binatang paling buas di hutan ini, VIVA.co.id membawanya ke luar kota sejauh kurang lebih 350 kilometer, menuju Pekalongan, Jawa Tengah. Ini dilakukan sekaligus untuk memantau jalur yang akan digunakan untuk mudik lebaran tahun ini.
Saat berada di balik kemudi, kesan sporty kelas premium terasa berkat balutan dasbor, jok, setir dan pilar pintu berbahan kulit hitam. Pengaturan jok pengemudi dan penumpang depan sudah elektrik, di setir juga sudah lengkap dengan tombol pengatur audio.
Menariknya, saat mode berkendara di konsol tengah diganti, warna panel instrumen akan berubah. Tapi, pilihan berkendara tidak selengkap kompetitor. Hanya tersedia tiga pilihan, Dynamic, Normal dan Eco saja.
Ketika tombol start stop engine ditekan, raungan mesin 2.000 cc terdengar tidak ‘sopan’. Nah, karena jalurnya menuju Pekalongan, kami melintasi Tol Cipali (Cikampek-Palimanan) terlebih dahulu.
Di Tol Cipali, kami mencoba berakselerasi. Dengan transmisi ZF 8-percepatan, perpindahan gigi di putaran bawah sampai atas cukup responsif dengan mode berkendara Normal. Untuk mencapai kecepatan 220 kilometer per jam, sedan ini butuh putaran mesin 5.000-5.500 rotasi per menit (rpm).
Di atas kertas, Jaguar mengklaim akselerasi ke 100 km per jam dari posisi diam hanya butuh waktu tujuh detik. Catatan waktu yang cukup baik dibanding kompetitornya, seperti BMW Seri 5 atau Mercedes-Benz E-Class.
Urusan pengendalian, dengan pelek 18 inci dan profil ban 245/45, tikungan Tol Brebes Timur (Brexit) dengan kecepatan 100 km per jam bisa dilalui cukup nyaman, meski panjang mobil hampir lima meter.
Sesampainya di Tegal, kami harus menempuh perjalanan melalui jalur biasa untuk sampai ke Pekalongan. Meski jalan bergelombang, dengan ground clearance yang lebih rendah tiga milimeter dari versi sebelumnya, sedan ini masih aman.