Mencoba Jinakkan Motor 'Brutal' MV Agusta
- viva.co.id/Jeffry Sudibyo
VIVA.co.id – PT Motor Varese Indonesia (MVI) sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) MV Agusta baru-baru ini mengajak rekan-rekan media termasuk VIVA.co.id menjajal langsung motor Brutale 800 terbaru di Sirkuit Sentul, Jawa Barat.
“Penampilan beda, engine mappingnya berbeda, slipper cluth (kopling) dan sifter juga berbeda dari sebelumnya. Jadi yang tadinya hanya menurunkan gigi tanpa kopling, sekarang naikkan gigi tanpa kopling juga bisa,” kata William Tarjanto, Chairman PT MVI.
Nah, karena ubahan yang dilakukan pabrikan asal Italia ini cukup signifikan, VIVA.co.id akan mengulas lebih dalam lagi desain dan kemampuan naked bike ini saat berakselerasi yang dikenal sangat "brutal” ini.
Tangki trapesiumnya yang mampu menampung 16,5 liter tampil lebih futuristik. Begitu juga dengan bodi belakang alias tailpiece yang lebih meruncing terlihat lebih elegan berkat paduan lampu belakang berbentuk huruf ‘U’.
Penerangan juga sudah di upgrade, kini dibalik head lamp elliptical sudah tertanam Day Running Light (DRL) yang membuat tampilannya lebih elegan sebelum lampu utama LED dinyalakan saat malam hari.
Sementara posisi riding, karena naked bike ini didesain untuk postur orang bule, dengan tinggi kursi 829 mm, kami dengan postur 175 cm memang agak jinjit. Tapi, posisi tangan dan setang cukup ergonomis, dengan punggung sedikit membungkuk.
Saat mesin dinyalakan, ada yang aneh, kenapa? Mesin segaris tiga silinder dengan kapasitas 798 cc ini menghasilkan suara lebih lembut dibanding edisi sebelumnya. Ini terkait regulasi Euro4 yang diterapkan. Tapi Brutale generasi kelima ini mampu memuntahkan tenaga maksimal 116 Hp di 11.500 rpm dan torsi 86 Nm dikitiran 7.600 rpm
Meski secara tenaga mesin agak dijinakkan, namun MV Agusta tetap menggenjot torsi yang ditingkatkan 25 persen lebih galak dari generasi sebelumnya. Dan itu terbukti saat kami mencobanya di trek lurus Sentul, saat melihat speedometer digitalnya di kecepatan 198 km/jam posisi transmisi tetap di gigi 5.
Saat mendekati tikungan, penurunan gigi dilakukan tanpa menekan kopling dan tidak perlu menunggu rpm turun di sekitar 8.000-9.000. Sebenarnya bukan saat menurunkan gigi saja tidak menggunakan kopling, tapi saat menaikkan gigi pun dari 2-5 kami tidak menggunakan kopling.
Hal itu karena motor ini memang telah dipersenjatai teknologi Electronically Assisted Shift (EAS) versi terbaru, perpindahan gigi baik naik maupun turun terasa halus tanpa perlu menekan kopling.
Sehingga perpindahan gigi saat naik maupun turun yang dikombinasikan dengan sistem kopling slipper clutch-nya sangat halus. Tapi yang perlu dicatat, jika rpm rendah saat ingin menambahkan gigi dengan tanpa menggunakan kopling, tidak bisa.
Pabrikan asal Italia ini juga menyematkan teknologi MVICS (Motor & Vehicle Integrated Control System) sehingga saat naked bike generasi kelima ini kami ajak bermanuver dengan kecepatan rata-rata 60-70 di tikungan ‘S’ Sentul, tetap mudah dikontrol meskipun torsi yang dihasilkan besar.
Kontrol yang stabil itu juga dibantu dari struktur sasis yang baru, pun pada single arm desain terbaru yang lebih panjang dari generasi sebelumnya. Selain itu dengan upside down depan fork 43 mm yang tinggi keseluruhan 125 mm membuat proses pengereman motor ini stabil.
Karena dengan ukuran double disk depan 320 mm dengan kaliper lansiran Brembo empat piston 32 mm saat menekan rem tidak perlu pakai tenaga hanya menyentuh handle saja motor sudah manut. Karena setiap manuver dan bertemu tikungan, VIVA.co.id tidak pernah menggunakan rem belakang.
Sementara pengereman belakang meski disk lebih kecil ukurannya 220 mm dengan kaliper Brembo dua piston berukuran 34 mm. Jelas berbahaya jika melakukan pengetesan di sirkuit, karena saat motor melaju kencang dan engine brake yang dipadukan dengan rem belakang motor sekejap berhenti dan sedikit goyang. (one)