BMW Seri 7, Mobil Bongsor yang Irit Bahan Bakar
- VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA.co.id – BMW Group Indonesia resmi meluncurkan BMW Seri 7 di Tanah Air pada Oktober 2015 silam. Ada dua varian yang ditawarkan, yakni Pure Excellence dan Executive.
Soal harga, BMW 740 Li Pure Excellence dibanderol Rp2,499 miliar. Sedangkan tipe Executive harganya Rp2,089 miliar. Kedua harga itu berstatus off-the-road.
Sedan berbadan bongsor dengan panjang lebih dari lima meter ini memiliki tampilan yang sangat elegan dan dipertegas oleh aksen krom yang menjalar dari samping bodi hingga spion.
Lubang grille yang ada di depan kap mesin kini dilengkapi dengan teknologi canggih dan diberi nama Active Kidney Grille. Bilah yang ada pada grille dapat bergerak membuka atau menutup, tergantung dari suhu mesin.
Teknologi ini sudah pernah dipakai Ford pada truk andalan mereka, F150. Tujuannya adalah untuk menjaga suhu mesin agar tetap optimal di semua kondisi cuaca.
Sayangnya, BMW Group Indonesia urung menghadirkan teknologi baru pada penerangan utama mobil ini. Seri 7 yang dijual di luar negeri sudah mengadopsi lampu berteknologi Laser. Kendala utamanya tentu soal harga jual unit yang bakal membengkak.
Tapi tenang saja, kalau tidak keberatan merogoh kocek puluhan juta rupiah, BMW Indonesia dengan senang hati akan memasang lampu tersebut. Menurut VIVA.co.id, lampu adaptive LED bawaan mobil sudah cukup untuk menerangi jalan hingga 300 meter ke depan.
Interior BMW Seri 7 (Foto: VIVA.co.id/Purna Karyanto)
Karena mobil ini seri tertinggi dari seluruh line up BMW, jangan heran jika fitur kenyaman yang ditawarkan sangat berlimpah. Sebab, Seri 7 harus berhadapan langsung dengan Mercedes-Benz S 500L yang juga sarat fitur.
Masuk ke dalam kabin, aroma kemewahan khas Bavaria menyambut penumpang, berkat balutan kulit Dakota Leather pada jok depan hingga belakang dan polyurethane berwarna hitam yang membungkus dasbor.
Mobil semewah Seri 7 tentu dilengkapi dengan pendingin kabin kualitas wahid. BMW menyematkan pengatur empat zona yang berbeda, sehingga masing-masing kursi bisa mendapatkan suhu yang berbeda.
Untuk menemani perjalanan, pada varian Excutive tersedia 16 speaker Harman Kardon yang sangat mumpuni untuk menghasilkan suara merdu. Sementara untuk varian Pure Excellence ada pengeras suara buatan Bowers & Wilkins.
Saat menyalakan mesin segaris enam silinder berkapasitas 2.998cc yang dilengkapi dengan Twin Scroll Turbocharger, suara yang dihasilkan knalpot cukup mengelegar. Didukung dengan transmisi delapan percepatan, pesaing Jaguar XJ ini mampu menyemburkan tenaga hingga 326 daya kuda dan torsi maksimal 450 Newton meter.
BMW mengklaim, untuk mengajaknya berlari dari diam hingga mencapai kecepatan 100 kilometer (km) per jam, hanya membutuhkan waktu 5,6 detik.
Ada tiga pilihan mode berkendara yang disediakan, hemat bahan bakar, normal dan performa.
Saat fitur hemat bahan bakar (eco) diaktifkan, warna speedometer menjadi biru, kecepatan yang tertera hanya 0-100 km per jam dan suspensi lebih empuk.
Sedangkan saat dipindah ke mode normal (comfort), suspensi kembali mengeras dan tampilan speedometer menunjukkan angka 0-260 km per jam.
Sementara saat menggunakan mode performa (sport), tampilan speedometer keseluruhan berubah menjadi merah dan angka yang tersaji 50-260 km per jam.
Ketika memasuki jalan tol, kecepatan 150 km per jam dapat diraih dengan putaran mesin konstan di 3.000 rotations per minute (RPM). Uniknya, setir tidak terasa berat, namun mobil tetap mantap untuk dikendalikan.
Saat kami mengukur konsumsi bahan bakar di dalam kota, sedan mewah ini hanya meminum satu liter bensin untuk menempuh jarak 9,6 km. Ini bisa dikatakan irit untuk ukuran mobil dengan mesin 3.000cc.
Kesimpulan, BMW sukses mengembangkan Seri 7 dengan performa besar dan konsumsi bahan bakar tetap irit di kelasnya. Dengan harga yang lebih murah dibanding Mercedes-Benz S 500L, fitur yang dihadirkan BMW juga lebih berlimpah.
(ren)