Review Toyota Sienta, Plus Minus Versi Penumpang
- VIVA.co.id/Herdi
VIVA.co.id – Kehadiran All New Sienta sebagai pendatang baru tentu membuat sejumlah konsumen penasaran bagaimana perfoma maupun kenyamanan mobil tersebut.
VIVA.co.id bersama sejumlah perwakilan media lainnya berkesempatan menjadi yang pertama mencicipi mobil yang dibanderol antara Rp230-295 juta. Rasa penasaran memang saat akan menguji Toyota Sienta.Â
Maklum, Indonesia menjadi negara pertama yang memproduksi mobil tersebut setelah Jepang. Artinya Sienta yang dipasarkan di Indonesia, bukan buatan Jepang, melainkan berasal dari pabrik Toyota di kawasan Industri Karawang, Jawa Barat.
Karena media menjadi orang pertama yang menjajal sebelum sampai ke konsumen, maka kali ini kami akan mengulas terlebih dahulu bagaimana merasakan kenyamanan Toyota Sienta saat menjadi penumpang, baik ketika duduk di depan, baris kedua maupun baris ketiga.Â
Untuk rute kali ini, perjalanan dilakukan dari titik star di Pizza Hut, Pancoran, Jakarta Selatan, hingga Hotel Crowne, Bandung. Adapun Toyota Sienta yang digunakan untuk pengujian tahap pertama ini adalah tipe terendah yakni G transmisi manual.
Terkesan standar
Saat duduk di samping pengemudi alias paling depan, memang cukup standar terlebih untuk mobil sekelasnya, yang disebut-sebut menjadi penantang Honda Freed.
Tampilan dashboard warna hitam ditambah aksen silver yang memiliki corak batik ini memang sudah cukup pas. Belum lagi banyak tempat penyimpanan dan juga cup holder yang memudahkan penumpang untuk menyimpan sesuatu.
Sementara tipe G ini bagian jok dilapisi bahan fabric dengan kelir hitam.
Tampilan dasbor telah disematkan sistem head unit layar sentuh tujuh inch. Sistem hiburan ini dapat dioperasikan baik untuk radio, DVD, MP3, yang terkoneksi langsung dengan menggunakan Bluetooth, USB, Airplay, Miracast, dan voice command. Untuk cara pengoperasiannya cukup mudah dan terjangkau.Â
Demikian juga dengan sistem pendingin ruangan yang sudah tersedia, sangat cepat menyejukkan kabin. Secara menyeluruh bagian depan mobil ini cukup nyaman.
Saat duduk di baris kedua, VIVA.co.id mencoba beralih ke mobil Toyota Sienta tipe Q transmisi otomatis. Beda dengan tipe G, meski sama-sama dibalut berbahan fabric namun warnanya dikombinasikan dengan kelir cokelat.
Masuk baris kedua, disambut dengan pintu sliding. Handle pintu sekali sentuh mobil langsung menggeser secara otomatis. Namun, jika menggunakan tipe G manual, sliding door sebelah kanan belum mengadopsi sistem elektrik, tak seperti pintu kiri.
Untuk ukuran tinggi badan kurang dari 170 sentimeter, kabin terasa cukup lega. Meski beberapa kali percobaan jok depan ditarik mundur dan miring ke belakang. Bagian lutut pun masih bisa bergerak dan leluasa. Sandaran kursi juga bisa di posisikan merebah ke belakang.
Demikian juga dengan headroom yang cukup tinggi. Saat mobil melaju menuju kota Kembang tak ada masalah. Hanya saja, kesan kurang pas terdapat pada bagian pendingin atau AC double blower yang terlihat seperti ditempel karena tak sejajar dengan plafon atau atap.
Meski sudah nyaman duduk di baris kedua di Toyota Sienta tipe Q. Kemungkinan kesan mewah bisa saja tercipta seandainya bagian jok berbahan kulit. Selain itu, kesan mewah lainnya bisa saja terjadi jika mobil tersebut mengusung baris kedua menjadi captain seat.
Sedangkan ruang penyimpanan cukup banyak. Namun ada baiknya, baris kedua ini, terdapat pula sandaran tangan yang biasanya berada di bagian pintu baris kedua di kanan dan kiri.
Sementara baris ketiga sendiri, memang disediakan agar lengkap laiknya mobil keluarga kendaraan serba guna atau Multi Purpose Vehicle. Akan tetapi, jika orang dewasa dengan tinggi di atas 160 cm rasanya kurang pas. Karena lutut menempel di jok baris kedua. Apalagi jika baris kedua diposisikan mundur.
Namun demikian, duduk di baris ketiga selama perjalanan dengan menggunakan Toyota Sienta tetap masih terasa nyaman, dan tidak terasa pusing karena limbung.
Menariknya, jok baris ketiga ini rupanya bisa dilipat dan dipindahkan tepat di kolong baris kedua dengan pengoperasian yang cukup mudah. Dengan begitu baris ketiga bisa digunakan seebagai bagasi yang sangat lega.
Adapun jika baris kedua ikut dilipat dan baris ketiga dilipat sejajar, menghasilkan kabin yang sangat lega. Bahkan percobaan pun dilakukan dengan memasukkan sepeda dewasa dan beberapa perlengkapan lainnya.