Kupas Kelebihan dan Kekurangan Yamaha Xabre
- Foto: VIVA.co.id/Rendra Saputra
VIVA.co.id - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) kembali menambah jajaran lini motor sportnya dari kelas 150cc. Motor tersebut yakni Xabre. Peluncuran dilakukan di Nusa Dua, Bali, Selasa 26 Januari
2016 lalu. Motor yang tampil dengan desain futuristik itu dibanderol dengan harga Rp29,8 juta on the road Jakarta.
Beberapa waktu lalu, VIVA.co.id berkesempatan menjajal performa motor tersebut. Pengetesan hanya dilakukan di dalam kota Jakarta, untuk mengukur seberapa nyaman jika motor ini dibesut harian untuk aktivitas sehari-hari.
Seperti apa penilaiannya? Berikut ulasannya:
Desain
Bicara desain, Xabre terbilang cukup memanjakan mata. Banyak lekukan-lekukan tajam di sekujur 'tubuhnya'. Sebut saja shroud di samping tangki yang besar dan menukik ke bawah, penjejalan engine cover dengan sudut tajam, dan buritan yang juga melancip.
Secara keseluruhan, volume desain bertumpu di bagian depan. Langkah ini memang sengaja ditempuh Yamaha lantaran ingin membuat sepeda motor tersebut terkesan gagah. Desainnya yang out of the box sangat
menunjukkan aura bengis, sangat Street-Fighter.
Chief Operating Officer YIMM, Dyonisius Beti mengatakan, desain motor ini memang dirancang khusus oleh Yamaha Jepang, meski bukan model global. Xabre sendiri memiliki arti yang penuh makna, yakni sabetan pedang, sesuai dengan garis 'X' yang terlihat pada bagian rangka dan tangkinya.
Tetapi, ada satu hal yang menjadi pertanyaan VIVA.co.id, yakni seputar joknya yang terlihat sempit, baik bagian biker maupun 'boncenger'. Untuk ukuran tinggi biker 175 centimeter dan berat 85 kilogram, memang masih terbilang nyaman. Tetapi jika lebih dari itu, tentu akan menjadi masalah, karena tampak sempit.
Desain menarik lainnya juga dipertontonkan Yamaha di motor ini lewat kaki-kakinya, tangki, dan striping yang futuristik. Motor ini sudah menjawab permasalahan para biker yang doyan modifikasi, seperti pelek yang sudah lebar, riser setang yang sudah tinggi, tampilan motor tinggi dari belakang dan tanpa perlu diberi peninggi monoshock atau anting tambahan.
Di bagian belakang, motor ini juga tampil kece berkat adanya sepatbor gantung yang berdesain solid.
Fitur
Xabre sudah dibekali perangkat lampu LED, sementara bagian seinnya belum. Penjejalan LED terlihat pada bagian lampu depan, belakang, dan speedometernya. Keunikan ada pada saat menghidupkan mesin. Ada saklar berwarna merah di sebelah kanan setang yang berfungsi untuk menghidupkan mesin. Caranya, dengan menekan ke bawah saklar tersebut, dan mesin akan menyala.
Hal ini tentu berbeda dengan tombol start sepeda motor pada umumnya, yang hanya cukup menekan tombol berwarna kuning di sebelah kanan setang.
Bicara speedometer, cukup menarik. Berukuran kecil dengan berbagai informasi yang sepenuhnya digital, seperti rpm, penunjuk waktu, bahan bakar, dan sebagainya. Namun, VIVA.co.id merasa ukuran speedometer
agak kecil, sehingga tak mudah terbaca. Jika hujan turun, di mana butiran air hinggap di speedometer, agak sukar mengamati dengan seksama angka-angka pada speedometer.
Selain itu, speedometer Xabre juga tak menghadirkan indikator data fuel consumption dan suhu mesin. Tetapi bicara tampilan, secara garis besar mendukung wujud utuh Xabre.
Ergonomi
Pertama kali menunggangi Xabre, akan ada perasaan berbeda dengan motor-motor Yamaha lainnya, sebut saja V-Ixion dan Byson. Posisi setangnya melebar, sehingga memang nampak gagah jika mengendarainya. Posisi badan juga akan maju dan namun agak tegak.
Saat melakukan cornering, cukup nyaman dan percaya diri, ditambah dengan penjejalan ban lebar. Posisi kaki juga cukup nyaman, karena footstep di bagian pembesut tak berada di tengah, melainkan mirip dengan sebuah footstep racing.
Tetapi, karena setang yang agak melebar, ergonomi agak sedikit terganggu kala meliuk di tengah kemacetan. Terkadang, untuk masuk ke sela sempit perlu dilakukan dengan dua titik belokan. Menariknya, getaran pada setang tak terlalu terasa, mungkin karena riser yang bagus pada motor tersebut.
Mesin
Xabre menggunakan mesin yang berbagi dengan R15, yakni SOHC 150cc LC4V dengan Cylinder Bore 57 milimeter, langkah piston 58,7 mm, fuel injection, dan dikawinkan dengan transmisi enam-percepatan.
Mesin ini, berdasarkan data teknis, dapat menyemburkan tenaga 16,09 horse power pada 8.500 rpm dan torsi 14,3 Newton meter pada 7.500 rpm.
Mesin Xabre terasa high power, tenaga seakan penuh pada blok mesin dan siap untuk disemburkan. Jika diistilahkan, Xabre termasuk lengkap dari awal sampai pengeluaran di transmisi.
Saat mulai mencoba, akselerasinya bagus, dan lebih baik dari R15. Tarikan pada putaran bawah sangat terasa dan menyenangkan. Hal yang paling istimewa dari motor ini adalah urusan handling-nya, sangat
friendly dari yang dibayangkan sebelumnya.
Tetapi, ada yang menjadi catatan, VIVA.co.id merasa kurang nyaman dengan deru knalpot Xabre yang nampak senyap. Alhasil, justru deru mesin yang lebih besar ketimbang 'nada' keluaran dari knalpot. Saat dilibas di jalanan masuk gang, tetap senyap. Secara garis besar, suara knalpot sangat tidak menyenangkan, dan merusak kegagahan Xabre.
Tetapi bila gas dipuntir agak dalam, suara akselerasi di awal cukup baik, terdengar seperti mesin R25. Selebihnya kembali senyap.
Suspensi dan pengereman
Satu kelebihan lainnya dari Xabre ada pada daya redamnya. Tugas suspensi sangat baik pada motor ini. Jika melihat spesifikasi, pantas saja, karena di bagian depan sudah ditanami up side down. Kekuatan redaman tentu jauh lebih baik ketimbang suspensi teleskopik.
Yamaha Indonesia sempat mennyampaikan harga suspensi up side down pada Xabre saat VIVA.co.id berkesempatan ikut dalam peluncurannya di Bali, beberapa waktu lalu, yakni Rp5 juta. Suspensi belakangnya pun sangat nyaman. Saat mencoba berboncengan, cukup empuk. Tak terasa saat melibas jalanan bumpy alias bergelombang.
Meski tidak dibekali sistem pengereman Anti-lock Braking System (ABS), pengereman Xabre juga terbilang baik. Secara garis besar, pakem dan aman.
Satu catatan plus dari Xabre adalah penjejalan swing arm die cast alumunium. Modelnya sangat mendukung desain motor tersebut.
Catatan
Xabre hanya dibekali satu standar miring, sementara standar tegak tak ada. Selain itu, Xabre juga tak dibekali kick starter, hanya mengusung tombol starter yang ada pada bagian setang. Yamaha mengklaim hal
ini karena Xabre memang diusung sebagai motor bermesin kecil namun dengan aura big bike. Maka itu, standar tegak dan kick starter ditiadakan.
Secara keseluruhan, motor ini terbilang menarik. Melihat desain, dan segala fitur yang dihadirkan, terlihat jelas jika Yamaha memang menyasar kalangan remaja atau biker yang doyan motor berwujud
eksentrik.
Akankah laris di pasaran? Kita tunggu angka-angka penjualan ke depannya. (ren)