Test Ride Yamaha Aerox Alpha di Sirkuit Sentul, Setiap Varian Punya Sensasi Berbeda
- Yamaha Indonesia
VIVA – PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menggelar acara Yamaha Track Day Aerox Alpha di Sirkuit Sentul Karting, Bogor, Jawa Barat. Unit yang disediakan Aerox Alpha Turbo, CyberCity, dan Standard.
“Kami ingin memberikan pengalaman berkendara dengan sensasi turbo dan super sport experience yang dihasilkan melalui beragam fitur, dan teknologi inovasi Yamaha pada Aerox Alpha,” ujar Manager Public Relations, YRA & Community PT YIMM, Rifki Maulana, dikutip Kamis 16 Januari 2025.
Memanfaatkan lintasan dengan panjang 1.200 meter yang dilengkapi 14 tikungan, lantas seperti apa rasa berkendara dari masing-masing varian Aerox baru tersebut?
Viva Otomotif pertama kali mencoba Aerox Alpha Turbo. Motor matik seharga Rp39,550 juta itu tidak menggunakan roller pada transmisi matiknya, sehingga pulley depan digerakkan secara elektrik melalui dinamo.
Teknologi tersebut serupa dengan NMAX Turbo yang diberi nama Y-ECVT. Berkat teknologi itu cara kerja pulley membuka, dan menutup saat mengendurkan atau mengencangkan vanbelt spontan sesuai kebutuhan pengendara.
Cara kerja transmisi matik elektrik mirip engine brake pada transmisi gigi manual. Terbagi menjadi 3 tingkatan yang bisa diatur secara manual melalui tombol Turbo Y-Shift di setang kiri, yaitu low, medium, dan high.
Selain itu dilengkapi dua mode berkendara, yaitu T-Mode yang memiliki karakter lebih halus layiknya motor standar, dan S-Mode membuat feeling akselerasi menjadi lebih agresif meski tidak terlalu terasa signifikan.
Namun saat mengaktifkan S-Mode cara kerja transmisi matik dengan sistem elektrik tersebut jadi lebih maksimal. Terutama ketika deselerasi ingin melahap tikungan yang dikombinasikan dengan menekan tombol Y-Shift.
Ketika menutup throttle gas tombol Y-Shift kami aktifkan secara bertahap, dari level satu sampai tiga, dan terasa motor matik ini seperti sedang engine brake, dan sedikit ada getaran. Nah saat itulah momen membuka kembali throttle untuk mendapatkan tenaga yang instan saat bermanuver.
Setelah mencoba tiga putaran, kami menukarnya dengan varian CyberCity. Meski tidak dilengkapi teknologi yang dianalogikan sebagai turbo, namun motor seharga Rp33,990 juta itu terasa tetap agresif saat berakselerasi, dan stabil.
Stabilitas motor didapatkan berkat beberapa ubahan dimensi suspensi depan yang lebih besar dari 26 mili meter menjadi 30 mm. Ditambah untuk varian Turbo dan CyberCity suspensi belakang pakai model ganda tabung.
Alhasil saat melahap sirkuit karting rebound-nya tidak terlalu cepat, namun tetap rigid, dan tidak begitu keras. Bahkan ketika bermanuver di kecepatan tinggi sangat stabil, dan membuat pengendara lebih percaya diri.
Bukan hanya itu sasisnya yang terlihat sama dengan model sebelumnya juga mendapatkan ubahan pada center tunnel dengan dimensi yang lebih tebal dari 11,7 mm menjadi 20,5 mm, dan area pengelasan yang lebih banyak.
Maka jangan heran dengan sejumlah fitur, dan ubahan tersebut Aerox Alpha Turbo dan CyberCity terasa lebih berat dari generasi sebelumnya.
Bahkan saat kami mencoba tipe Standard yang dilego Rp29,900 juta, terasa lebih ringan dari kedua varian tersebut. Walaupun tidak dilengkapi suspensi belakang tabung, namun handlingnya tidak kalah baik dari Turbo dan CyberCity.
Karena lebih ringan motor ini dirasa lincah untuk menikung, atau berakselerasi. Diketahui, semua varian dipersenjatai mesin bensin 155cc SOHC berpendingin cairan dengan volume silinder 58 mili meter, dan langkah 58,7 mm, dan kompresi ruang bakarnya 11,6 banding satu.
Bermodal spesifikasi tersebut enjin dengan sistem pengabutan injeksi yang didukung teknologi VVA (Variable Valve Actuaction) itu bisa menyemburkan tenaga maksimal 15,4 PS di 8.000 rpm, dan torsi 14,2 Nm di 8.000 rpm, secara output sedikit lebih besar dari versi sebelumnya.