Begini Rasanya Naik Mobil Tanpa Sopir di Gelora Bung Karno
- VIVA/Jeffry Yanto
VIVA – Selain berpenggerak listrik, kategori mobil masa depan adalah memiliki teknologi otonomos. Kendaraan canggih digambarkan dapat berjalan sendiri tanpa kendali sopir, penggunanya tinggal memilih lokasi tujuan yang diinginkan.
Tapi sampai saat ini, mobil otonomos belum bisa dimiliki. Pabrikan mobil seperti Lexus dan Mercedes-Benz sudah membuatnya, namun baru sebatas konsep. Meski demikian, bukan berarti masyarakat tidak bisa mencobanya secara langsung.
Untuk mewujudkan impian merasakan mobil masa depan, Telkomsel memboyong satu unit bus otonomos di ajang Asian Games 2018. VIVA mendapat kesempatan untuk mencobanya di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta.
 Eksterior
Secara desain, Navya memiliki bentuk yang aneh, karena tampang depan dan belakangnya sama. Bentuknya kotak, namun dimensinya kecil, dengan panjang 4.750 milimeter, lebar 2.110 mm dan tinggi 2.400 mm.
Penerangan utama mobil racikan Prancis ini sudah disematkan proyektor LED lengkap dengan DRL (day time running light), pun lampu rem dan sein. Sebagai mobil otonomos, pada setiap sisi mobil ditanam sensor, dan di atap depan belakang ada dua kamera 360 derajat.
Sektor kaki-kaki masih sama seperti mobil penumpang pada umumnya, dengan bermodal pelek 17 inci dibalut ban Michellin berukuran 215/60 depan belakang.
Interior
Untuk masuk ke dalam kabin, tinggal menekan tombol di pintu gesernya. Jika ada operator di dalamnya, pintu bisa terbuka otomatis. Di dalam ada delapan kursi saling berhadapan, lengkap dengan Sabuk pengaman dua titik. Bahan kursi dari plastik dan dilapisi busa tipis.
Bagi yang tidak mendapatkan tempat duduk, minibus ini menyediakan pegangan untuk empat orang. Untuk menghibur selama perjalanan, disediakan televisi LED pada bagian tengah yang menampilkan pertandingan Asian Games 2018.
Sensasi berkendara
Dibenamkan motor listrik dengan baterai berdaya 33 Kilo Watt hours, minibus ini tidak menimbulkan suara saat berjalan, sama seperti Tesla atau mobil listrik lainnya. Karena hanya dapat melaju 30 kilometer per jam, maka sangat terasa pelan saat mulai berjalan mengelilingi kawasan GBK.
Yang menarik yakni saat menemui persimpangan, minibus ini akan berhenti untuk memastikan tidak ada kendaraan lain yang datang. Begitu pula ketika putar balik, sedikit mengambil arah kiri lalu berbelok kanan menyesuaikan dimensi jalan.
Teknologi cerdas ini layaknya orang yang baru bisa belajar mobil dalam waktu dua bulan. Terlalu kaku saat bermanuver, berjalan pelan dan selalu melakukan pengereman mendadak jika ada obyek di depannya. Bisa dibayangkan, dengan keadaan jalan Ibu Kota yang padat, bisa-bisa Navya memilih diam ketimbang bergerak.