Rahasia di Balik Banyaknya Motor Rp26 Jutaan Yamaha
- ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id – PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing selaku agen tunggal pemegang merek Yamaha di Tanah Air saat ini memasarkan beragam produk roda dua, dari cc kecil hingga besar, dari model skutik hingga moge petualang. Namun, jika melihat dominasi produk, terbanyak datang dari segmen skutik dan sport menengah, di kubikasi mesin 150cc.
Rupanya ini memang merupakan strategi matang Yamaha untuk kuat menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air. Sadar berada di posisi kedua penjualan terlaris di republik ini, Yamaha lalu melirik segmen yang memang memiliki potensi lebih ketimbang segmen lainnya yang sudah dikuasai kompetitor.
"Kami tidak bisa memaksakan pasar yang sudah dikuasai kompetitor, seperti di harga bawah dan kapasitas mesin kecil. Makanya kami main di segmen sport dan Maxi skuter. Inilah andalan kami saat ini, dan terbukti cukup merepotkan mereka (kompetitor) dan membantu penjualan," kata General Manager Aftersales and Public Relation YIMM, M Abidin, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Jakarta Timur.
Atas kondisi ini, Yamaha lalu memilih membombardir pasar motor di segmen 150cc, dengan menghadirkan banyak produk. Segmen 150cc dipilih juga penuh pertimbangan, disesuaikan dengan harga yang bisa dijangkau para konsumen berpendapatan upah minimum regional (UMR), serta sesuai dengan kebutuhan harian.
"Ini pasar segmen first buyer, makanya kami hadirkan motor yang harganya enggak jauh-jauh dari UMR. Jadi bisa terbeli. Makanya kalau lihat film Avenger, jagoannya ramai-ramai, kami lihat dari filosofi itu. Kami ramai-ramai juga bermain di kelas Rp26 jutaan (harga). Jagoannya ramai-ramai," kata Abidin.
“Rp26 juta jadi patokan kami. Harga-harga kami buat berdekatan agar masyarakat bisa memilih, karena banyak pilihan di sana dengan harga mirip-mirip. Otomatis kami bisa besar di sana.”
Yamaha sadar saat ini penjualan motor sport di kelas 250cc tengah lesu. Ini sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Haluan bisnis kemudian diubah dengan menyesakkan pasar 150cc.
“Memang saat ini sedang terjadi pergeseran dari 250cc ke 150cc, daya beli menurun. Makanya kami fokus ke sana. Termasuk menghilangkan segmen mesin 110cc secara bertahap,” katanya lagi. (art)