Kenali Penyakit yang Menghantui Motor Matik
- VIVA.co.id/Jeffry Yanto
VIVA.co.id – Motor skutik alias skuter matik saat ini tengah digandrungi masyarakat di Tanah Air. Pilihan ini beralasan, lantaran motor dengan transmisi otomatis lebih praktis saat melibas kemacetan. Tak heran, jika kini angka penjualan motor matik terus meroket karena besarnya permintaan masyarakat.
Namun, kepopuleran motor matik bukan tanpa hadangan. Banyak masalah yang muncul dari motor jenis ini. Hal ini terjadi, karena banyak pengguna matik yang tidak mengerti bagaimana merawatnya dengan benar.
Umumnya, masalah yang kerap menghantui motor jenis matik ialah Continous Variable Transmission (CVT). Setidaknya hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bengkel Resmi Astra Motor Jakarta di bilangan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Eko Eddy Saputro.
Sistem CVT ini merupakan alat penggerak otomatis pada motor matik. Piranti ini berfungsi sebagai penggerak tenaga pada roda dan menyalurkan daya dari mesin, sehingga roda belakang dapat berputar. Fungsinya sama dengan rantai pada motor bebek.
"Kadang memang masalah yang menjadi kendala pada motor matik yaitu di bagian CVT (Continously Variable Transmission), karena dia itu kan jadi satu alat penggerak mesin," katanya saat ditemui VIVA.co.id di Jakarta.
Jika tak dirawat, CVT akan mudah retak dan membuat motor terdengar berisik, jalan tak stabil dan tak bertenaga seperti akan kehabisan bensin. Yang paling parah, CVT bisa putus dan motor tak bisa berjalan.
Namun demikian, Eddy menjelaskan efek kerusakan CVT pada dasarnya dapat dideteksi saat jarak tempuh kendaraan di atas 10 ribu kilometer.
"Ciri-cirinya yaitu suara keras dan kasar, terlebih saat dinyalakan pada pagi hari. Ataupun saat dikendarai performa menjadi loyo, bahan bakar boros, tenaga berkurang, dan kecepatan motor menjadi lebih lambat," katanya.
Meski demikian, Eddy menuturkan, pemilik tidak usah khawatir, sebab masalah CVT cukup mudah diatasi. Asalkan syaratnya rajin servis rutin dan menggunakan suku cadang orisinil.
Ada juga penyakit matik yang lain yaitu kanvas kopling kering sebelah kiri. Sistemnya kering sama seperti seperti kanvas rem. “Jadi kalau kopling basah ada pelumasan oli, kalau matik tidak. Kering ketemu kering biasanya karena kanvas kotor, makanya harus rutin dibersihkan," katanya. (hd)