Awal Tahun, Peminat Motor Bekas Menurun
- FOTO: Dian Tami/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pasar sepeda motor bekas di awal 2017 belum menunjukkan geliatnya. Tanda-tanda lonjakan permintaan dibanding tahun sebelumnya masih belum terlihat. Hal itu dialami sejumlah pedagang motor bekas di Kawasan Condet, Jakarta Timur.
Penggawa diler motor bekas Kanya Motor, Abdillah mengungkapkan, sepinya penjualan sepeda motor bekas di awal tahun dipicu beberapa faktor kenaikan harga. Seperti kenaikan tarif dasar listrik, harga bahan bakar minyak non-subsidi dan tarif surat pengurusan kendaraan.
"Sehingga daya beli masyarakat menurun. Kenaikan harga yang dibuat pemerintah sangat memberatkan masyarakat, terutama buat kami pedagang motor seken," kata Abdillah saat ditemui VIVA.co.id di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2017.
Selain sejumlah kenaikan harga, kemudahan masyarakat untuk mendapatkan motor baru, seperti rendahnya uang muka atau pun program lainnya juga membuat minat terhadap motor bekas menurun. "Kalau pasaran sepi, kita tidak menambah stok motor bekas. Takut juga, karena harga motor bekas kan turun ya, apalagi kalau ada motor baru," ujarnya.
Hal senada disampaikan penggawa Abba Motor, Husein. Menurut dia, awal tahun ini belum ada tanda-tanda lonjakan permintaan dibanding tahun sebelumnya. Malah, kata dia, penjualan mengalami penurunan. "Iya belum ada (kenaikan) cenderung datar. Penurunan otomatis terjadi, kalau Januari 2016 kita menjual 30 unit, awal tahun ini baru belasan," ungkap dia.
Dia memprediksi, kenaikan penjualan motor bekas 2017 baru akan terjadi pada Mei mendatang. Apalagi bila ada momentum hari raya agama. Katanya, di momen itu biasanya pedagang motor seken meraup keuntungan besar. "Iya banyak keuntungan di hari keagamaan seperti Lebaran. Itu dari dulu momen seperti itu motor bekas penjualannya naik," katanya.
(mus)