Berapa Kenaikan Harga Motor Honda dan Yamaha?
- www.tmcblog.com
VIVA.co.id – Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diimplementasikan mulai hari ini, Jumat, 6 Januari 2017. Dalam PP 60/2016 tersebut, pemerintah menaikkan tarif pengurusan surat-surat kendaraan STNK-BPKB, baik roda dua maupun roda empat.
Atas putusan itu, pabrikan sepeda motor juga menyatakan siap mengumumkan harga baru produk-produknya. Harga itu untuk menyesuaikan besaran tarif penerbitan STNK-BPKB.
Menurut General Manager Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya, harga sepeda motor memang terdampak karena kebijakan tersebut. "Secara rupiah itu naiknya cukup tinggi (biaya pengurusan) di sepeda motor, Rp250 ribu. Karena yang naik signifikan itu BPKB, pengesahan STNK," kata Thomas kepada VIVA.co.id.
Hingga saat ini, Astra Honda Motor memang masih belum menaikkan harga secara resmi. Tetapi langkah itu tentu akan ditempuhnya. "Kalau dari kami belum ada kenaikan harga. Namun apabila memang jaringan kami melakukan pendaftaran dan memang ada kenaikan harga, tentu mau tidak mau jaringan kami harus meminta biaya tambahan kepada konsumen kami," ujar dia tanpa menyebut secara rinci.
Tak cuma Honda, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menyatakan hingga kini masih terus mengkaji besaran kenaikan harga yang akan diberlakukan pabrikan berlogo 'garpu tala' itu. "Kami saat ini masih meeting untuk besaran harga on the road, karena hari ini mulai berlaku peraturan baru. Tentunya pasti ada penyesuaian harga, tapi untuk nilainya berapa, kami masih belum tahu," ujar General Manager After Sales and Motorsport PT YIMM, Muhammad Abidin kepada VIVA.co.id.
Tak cuma karena tarif pengurusan penerbitan STNK dan BPKB yang membuat pabrikan sepeda motor memutuskan untuk menaikkan harga produk-produknya. Tetapi, kata dia, tiap tahun memang ada kenaikan harga yang disesuaikan dengan material hingga Bea Balik Nama (BBN). Untuk tahun ini, kenaikan motor Yamaha diperkirakan bakal lebih besar.
"Pasti ada penyesuaian harga BBN, tapi kalau melihat persentasenya seperti itu, kelihatannya bisa jadi (naik lebih tinggi). Tapi harga kami belum tahu," kata Abidin.