Panduan Memilih Jaket Waterproof dan Windproof
- Gearpatrol
VIVA.co.id – Saat membeli jaket untuk mengendarai motor, konsumen umumnya dihadapkan pada dua pilihan, antiair atau waterproof dan antiangin atau windproof.
Sayangnya, tidak semua penjual mau menjelaskan spesifikasi jaket tersebut. Dan jika tertera, biasanya konsumen tidak mau meluangkan waktu untuk mengetahui istilah-istilah yang ada pada spesifikasi tersebut.
Untuk material windproof, satuan yang digunakan adalah cubic feet per minute atau CFM. Sementara, kemampuan menahan air hujan pada jaket waterproof dinyatakan dalam satuan milimeter water column atau MMWC.
Marketing Communication and Community Development Respiro Indonesia, Tedy Suryadi mengatakan, CFM merupakan satuan internasional yang dipakai sebagai patokan kemampuan jaket menahan angin masuk.
"Jadi, dalam satu kubik penampang kain itu dia bisa menahan angin berapa. Kalau secara satuan, angka nol CFM itu berarti angin tidak bisa masuk sama sekali. Dan biasanya, sampai 40 CFM itu masih dikatakan windproof," katanya kepada VIVA.co.id, Sabtu 10 Desember 2016.
Menurut Tedy, ada produsen yang sengaja tidak menggunakan bahan nol CFM, demi menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
"Kami punya jaket dengan bahan 30 CFM, dan kami kategorikan sebagai windproof. Itu sengaja, agar nyaman dipakai pada siang hari," ujarnya.
Sementara itu, angka pada jaket waterproof berlaku sebaliknya. Semakin besar angkanya, semakin baik jaket menahan air hujan yang masuk.
Untuk cuaca tropis seperti Indonesia, kata dia, cocoknya itu menggunakan satuan maksimal tujuh ribu MMWC. Sebab, jika memakai 10 ribu atau 12 ribu MMWC, akan membuat pengguna kegerahan.
"Meskipun umumnya di negara tropis minimum memakai 10 ribu MMWC, tapi kami menggunakan maksimum tujuh ribu MMWC. Nanti tinggal dimainkan saja di sealing-nya, agar tidak mudah rembes,” katanya.