Pedagang Motor Bekas Enggan Terima Vespa Matik, Kenapa?

VIVA.co.id – Meski mengusung bentuk yang unik dan berbeda dari para pesaingnya, namun produk sepeda motor keluaran Vespa tetap dicintai para penggemarnya.

Tak hanya itu saja, nama besar Vespa telah dikenal di seluruh dunia sejak 1947 silam. Motor ini dianggap para penggunanya memiliki nilai sejarah yang tak akan pernah habis.

Namun, untuk menyeimbangkan arus globalisasi dan teknologi yang berkembang, sejak 2011, Vespa mulai meluncurkan berbagai macam varian baru.

Salah satunya yakni dengan menyematkan mesin bertransmisi otomatis, yang dikenal mudah dioperasikan oleh pengendara pria maupun wanita.

Kendati demikian, berbeda dengan model lawas, harga yang dijual motor asal Negeri Pizza itu cukup fantastis, yakni Rp30-150 jutaan.

Hal ini membuat harga jualnya juga relatif tinggi, sehingga membuat para penjual motor bekas enggan meliriknya.

Hal itu diakui oleh beberapa pemilk usaha jual beli motor bekas, yang ditemui VIVA.co.id di kawasan Condet, Jakarta Timur. Salah satunya Iing, pemilik usaha motor bekas Lukas Motor.

Menurut Iing, ia enggan menampung motor matik Vespa, karena depresiasi harganya yang cepat.

"Cepet turun, jadinya kami juga segan untuk mengambilnya," kata Iing saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jumat 25, November 2016.

Ia juga mengatakan, peminat motor matik Vespa tidak banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan motor matik buatan Jepang.

"Onderdilnya juga cukup mahal. Jadi, banyak pengguna yang berpikir dua kali untuk membeli motor itu," ujarnya.

Hal sama juga diungkapkan oleh Yaya, penggawa Gapura Motor. Menurutnya, jika motor matik Vespa diproduksi di Indonesia, tentu akan lain ceritanya.

"Iya cukup mahal. Beda cerita kalau diproduksi di sini (Indonesia), harganya pasti kan akan lebih murah. Dan bisa jadi referensi buat kami, kalau minat pasarnya besar," katanya.

Halaman Selanjutnya

Menurut Iing, ia enggan menampung motor matik Vespa, karena depresiasi harganya yang cepat.