Cara Mudah Atasi Shockbreaker Bunyi 'Jedak-jeduk'
- Youtube
VIVA.co.id – Ternyata keras atau lembutnya shockbreaker depan pada sepeda motor bukan hanya dipengaruhi volume oli dan per saja. Kekentalan dan keenceran oli juga menjadi faktor utama. Maka jangan heran jika ada beberapa merek shockbreaker yang juga menawarkan oli shock dengan kekentalan dan keenceran yang berbeda.
Eddy Saputra, Direktur Ohlins Indonesia, mengatakan, volume oli pada shockbreaker tentu menyesuaikan kebutuhan si pembesutnya. "Jika menggunakan oli kental, tekanan shockbreaker lebih keras, kalau semakin encer lebih empuk," ujarnya, di Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Untuk penggemar motorcross, pasti akan menggunakan oli shockbreaker depan lebih encer. Sebab, untuk penggunaan trek tanah atau off-road, kendaraan tentu membutuhkan daya redam banyak dan lebih lembut, agar kendaraan tak berbalik keras.
Sebaliknya, bagi kendaraan yang digunakan untuk balap road race atau track use, dibutuhkan suspensi yang lebih rigid. Untuk menciptakan kondisi demikian, tentu oli suspensi harus lebih kental. "Semakin oli itu encer, kerja shockbreaker akan semakin cepat, kalau olinya kental rebound dan dumping shock akan semakin lambat," kata dia.
Sejatinya, setiap pabrikan motor tentu mempunyai aturan untuk takaran oli shockbreaker agar berfungsi dengan maksimal. Tetapi, karena pemakaian sehari-hari, oli shockbreaker akan berkurang lambat laun. Ia mengatakan, yang paling ditakutkan jika terlalu kekurangan oli, shockbreaker terlalu empuk, dan menyebabkan bottom out alias mentok ke bawah, hingga menimbulkan bunyi tak karuan, seperti 'jedak-jeduk'.
"Ruang gerak semakin besar, dan biasanya ada bunyi-bunyi hentakan itu karena besi mentok," tutur dia. Maka itu, untuk mengatasinya, wajib diperhatikan volume oli shockbreaker pada kendaraan.
Pengaruh tekanan ban
Untuk mendapatkan performa yang maksimal, tak hanya sektor suspensi saja yang menjadi perhatian. Untuk mendukung kerja suspensi, maka ban juga memiliki kontribusi. Eddy menjelaskan, tekanan angin pada ban juga sangat memengaruhi kinerja shockbreaker. Kata dia, pengaturan empuk dan keras shockbreaker tentu harus berbanding lurus dengan angin pada ban.
"Kalau tekanan ban terlalu keras, itu (shockbreaker) tidak akan bekerja maksimum, kalau mau cari performa lagi paling hanya ditambah dikit saja psi-nya dari standar pabrikan ban," ujarnya.
Untuk menyesuaikan tekanan ban, juga harus dilihat faktor cuaca. "Biasanya kalau cuaca panas dia (angin) minta ditambahin, kalau cuaca hujan dikurangi," tuturnya.