Ternyata Duduk 'Nempel' saat Dibonceng Berbahaya
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Dalam beberapa kasus kecelakaan sepeda motor, orang yang diboncengi biasanya menjadi korban terparah ketimbang si pembawa motor. Fakta itu terjadi lantaran orang yang diboncengi biasanya tak sigap saat kecelakaan, berbeda dengan pembesut motor yang bisa mengantisipasi meski dalam waktu sepersekian detik.
Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan ada empat faktor yang patut diperhatikan agar saat diboncengi naik motor menjadi lebih aman dan nyaman.
"Pertama, penumpang saat riding harus mengikuti setiap iramanya rider. Kenapa? Hal ini berguna untuk menyeimbangkan pengemudi saat bermanuver, sehingga keseimbangan motor terjaga. Ini juga supaya yang duduk di belakang bisa melihat kondisi jalan depan, sehingga sigap kalau terjadi apa-apa," kata Sony kepada VIVA.co.id, Senin 17 Oktober 2016.
Kedua, menurut Sony, hal yang harus dilakukan apabila sedang dibonceng yaitu dengan meletakkan posisi tangan berada di atas paha. Ini bertujuan supaya rider tidak terganggu konsentrasinya.
"Bagusnya seperti itu, jadi tidak menempel di bahu, pinggang rider atau paha rider. Kalau pun bisa berpegangan ke tiang besi belakang saja, supaya tidak mengganggu konsentrasi rider," ujar dia.
Ketiga, posisi kaki yang dibonceng harus menjepit paha rider. Ini berfungsi untuk menjaga lemparan yang terlalu jauh saat bertabrakan.
"Makanya, agar aman, sangat tidak disarankan untuk duduk dengan posisi miring, di mana kaki lebih dari pada setang motor. Itu berbahaya dan kerap menimbulkan kecelakaan. Soalnya, keseimbangan rider akan terganggu," tutur dia.
Terakhir, usahakan jok yang dibonceng lebih tinggi, ini dimaksudkan agar penumpang tidak terhalangi pandangan matanya. "Jadi, posisi mata bisa di atas kepala rider, tidak di samping. Kalau di samping risikonya tinggi," kata dia.