Bahaya yang Muncul Jika Jarang Servis CVT Motor Matik
- superpolish
VIVA.co.id – Pada sepeda motor jenis skuter matik, transmisi continuously variable transmission atau CVT merupakan salah satu komponen paling penting, lantaran menjadi penyambung tenaga mesin menuju roda.
Oleh sebab itu, komponen tersebut tak bisa diabaikan dalam hal perawatan. Bila bagian dalamnya kotor, meski sedikit, maka bisa mengganggu performa motor.
Mekanik salah satu bengkel Yamaha di kawasan Jakarta Timur, Ade, mengungkapkan perawatan CVT terbilang cukup rumit, lantaran komponen CVT harus bebas dari air dan debu.
"Kalau sudah kemasukan kotoran, akan mengganggu kerja CVT dan timbul bunyi," kata Ade kepada VIVA.co.id, Senin 26 September 2016.
Ade menjelaskan, bagian pertama yang harus diperhatikan adalah kampas kopling. Komponen ini rawan terkena debu dan kotoran yang tersedot dari luar CVT.
"Kampas kopling harus bersih, perawatannya dua bulan sekali. Harus dibersihkan secara berkala. Kalau kampas kopling sudah aus, sebaiknya diganti," ungkap dia.
Kedua, cek bagian roller. Biasanya, roller cepat aus atau rusak. Kata dia, jika bentuk roller tidak rata, sebaiknya diganti.
"Ketebalan roller enggak boleh kurang dari 17,5 milimeter. Kalau kurang, wajib diganti," ujarnya.
Ketiga, periksa kondisi v-belt. Ia menegaskan, v-belt yang putus tidak hanya menyebabkan motor tidak bisa berjalan, tetapi juga bisa membuat roller aus dan mengakibatkan rumah roller menjadi rusak.
"Awal v-belt putus itu karena retak-retak, tapi pemilik jarang servis CVT. Jangan sepelekan kalau v-belt sudah retak-retak," katanya.
Terakhir, rutin mengganti oli transmisi. Menurutnya, penggantian oli transmisi kerap terlewatkan, sehingga mengakibatkan kerusakan pada komponen CVT.
"Waktu penggantian oli transmisi normalnya bila mencapai 8.000 kilometer, atau saat pemakaian motor sudah lebih dari lima bulan,” jelas Ade.
(ren)