Ini yang Terjadi Jika Ban Nitrogen Dicampur Angin Biasa
- Toyota
VIVA.co.id – Belakangan, pengisian nitrogen pada ban sangat populer di kalangan para pemilik kendaraan. Sejumlah kelebihan menggunakan nitrogen menjadi diferensiasi menarik bagi pemilik kendaraan melirik pengisian dengan nitogen. Sebut saja tekanan ban terjaga lebih lama, sehingga ban kendaraan akan lebih jarang melakukan pengisian ulang.
Selain itu, daya cengkram dan kinerja ban kendaraan akan menjadi optimal akibat grip yang baik, tekanan yang tidak berkurang. Dengan begitu, kendaraan tentu akan irit dalam hal konsumsi bahan bakar, serta memperpanjang usia pakai ban. Kelebihan lainnya, tidak terjadi oksidasi pada karet ban dan tidak membantu menimbulkan karat pada pelek kendaraan.
Namun, karena masih jarangnya lokasi pengisian nitrogen, membuat sejumlah pengendara coba mencampurnya dengan angin biasa jika tekanan ban kempis. Lantas, apa bahayanya?
Seperti dilansir KiosBan, mencampur antara nitrogen dan angin berdampak sangat buruk terhadap ban kendaraan. Bahkan, disebut lebih buruk dibandingkan dengan angin biasa. Pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa risiko ban meledak akibat tidak stabilnya tekanan ban akibat panas --perubahan suhu di perjalanan-- lebih tinggi daripada ban yang memakai oksigen, atau angin biasa.
Berdasarkan hasil tes pencampuran angin nitrogen dan oksigen yang coba diterapkan pada sebuah Xenia, ban jadi tak stabil. Rinciannya, mobil Xenia salah satu bannya diisi dengan oksigen murni dengan tekanan 33 Psi. Kemudian, salah satu ban lainnya diisi campuran nitrogen 16 Psi ditambah lagi oksigen sampai tekanan udara dalam ban sama dengan ban yang diisi oksigen yakni sama-sama 33 Psi.
Mobil Xenia kemudian dijalankan pada siang hari --cuaca panas-- dengan jarak tempuh 30 kilometer dengan rute di dalam kota. Setelah diukur, hasilnya untuk ban yang diisi oksigen murni menjadi 33,5 Psi, sedangkan ban yang diisi dengan nitrogen dan oksigen (campur) memiliki tekanan udara 36 Psi.
Hasilnya, ternyata ban yang diisi campuran kedua tersebut menyebabkan tekanan mobil menjadi sangat tidak stabil, mudah sekali memuai. Keadaan seperti ini tentu akan sangat berbahaya, karena pada dasarnya ban memiliki tekanan maksimum. Jika tekanan angin terlalu tinggi, ditambah beban mobil yang kurang dikontrol dan dipacu pada kecepatan tinggi, risiko ban meledak menjadi sangat tinggi. (asp)