Ceritaku dari Himalaya: Taklukkan Bebatuan di Tepi Jurang
Rabu, 3 Agustus 2016 - 14:38 WIB
Sumber :
- Royal Enfield
VIVA.co.id
- Pagi yang cerah dengan pemandangan gunung dan sungai menambah semangat saya untuk melanjutkan perjalanan di hari ke empat ini. Pukul 07.00 pagi 20 Juli, saya, Dian Tami Kosasih, bersama Angie dan Nok, menuju restoran hotel untuk mengisi stamina kami sebelum memacu si 'kuda besi'.
Saya merupakan wartawan VIVA.co.id dan satu-satunya rider perempuan dari Indonesia.
Jadwal perjalanan pagi ini terganggu karena beberapa riders telat bangun. Kami semua awalnya dijadwalkan berangkat pukul 08.00. Namun Sarah, leader kami marah setelah tahu para riders belum siap berangkat dengan waktu yang sudah dijanjikan.
Kami akhirnya melanjutkan perjalanan tepat pukul 11.30 menuju salah satu tempat wisata terkenal di India, Manali. Harus menempuh 107 kilometer, kami dijadwalkan tiba pukul 17.00.
Perjalanan kami dimulai dengan menyusuri jalan bertepikan jurang. Setelah menempuh perjalanan 30 menit kami akhirnya mengisi bahan bahan bakar di sebuah stasiun pengisian kecil. BBM yang biasa digunakan di India itu Petrol. Harga untuk satu liter lebih dari 60 rupee atau setara Rp11,7 ribu.
Setelah mengisi BBM kami langsung melanjutkan perjalanan. Jalan pertama yang kami lalui jalur menikung dengan jarak pandang terbatas, karena tertutup pasir tebal. Lepas dari jalur itu kami harus melalui jalan berbatuan menanjak.
Banyaknya truk yang belalu lalang menambah halangan kami saat memacu kendaraan. Bagaimana tidak, jalur yang hanya dapat dilewati satu buah truk dan jurang disebelah kanan membuat kami harus ekstra berhati-hati.
Jalur ektrem berbatu membuat tas saya terjatuh dari motor. Dibantu Angie dan Jimmil, saya kembali menyusun tas di atas motor Royal Enfield Himalayan.
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, kami akhirya tiba di sebuah jalur bukit dengan kabut tebal. Minum secangkir teh ditepi jalan dengan pemandangan gunung-gunung membuat saya semakin bersyukur diberikan kesempatan mengendarai Royal Enfield di pegunungan Himalaya.
Agar sampai penginapan tidak telalu larut, kami akhirnya bersiap kembali setelah berfoto. Kabut sangat tebal membuat Pallavi yang berada di depan saya terjatuh saat menghadapi tikungan tajam. Dapat kembali melanjutkan perjalanan, saya akhirnya berada di posisi pertama dengan Angie diposisi kedua.
Jurang yang dalam, kabut yang tebal, banyaknya hewan yang berkeliaraan dan truk yang gemar memacu kendaraannya diatas rata-rata adalah tantangan berat yang harus saya lalui hari ini. Tidak hanya itu, saya dan Angie juga harus menghadapi hujan sebelum berada disebuah kota kecil yang sangat ramai.
Baca Juga :
Royal Enfield 600cc Dua Silinder Segera Menyapa
Setelah menempuh perjalanan selama 2,5 jam dari tempat terakhir kami berhenti, terdapat dua jalur dan tidak ada satupun dari kami yang mengetahui jalur mana yang harus dilewati. Setelah menunggu selama 30 menit kami akhirnya bertemu dengan Sharada dan menikutinya dibelakang. Baru 10 menit kami memacu kendaraan, kami melihat kemacetan yang disebabkan riders dari Thailand, Nok.
Terlihat Nok dibantu oleh warga sekitar karena terjatuh di jalan. Maklum saja, jalanan saat itu sangat licin karena hujan deras baru saja berhenti. Saya sangat mengapresiasi kegigihan Nok yang tidak pernah menyerah meski telah terjatuh sebanyak 3 kali sepanjang perjalanan.
Kembali mamacu kendaraan, Saya, Angie, Sharada, dan Nok sempat tersesat dan harus bertanya kepada penduduk lokal letak pasti hotel kami. Sekitar pukul 19.00 waktu setempat akhirnya kami tiba di sebuah hotel yang letaknya berada di atas bukit.
Situasi yang ramai karena merupakan tujuan wisata membuat saya penasaran dengan keadaan sekitar. Bersama dengan riders lainnya, saya menusuri tempat wisata bernama Old Manali. Sekilas cafe dan tempat belanja, di sini sangat mirip dengan Bali. Banyaknya turis adalah bukti Manali merupakan sebuah tempat wisata sangat terkenal.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kembali mamacu kendaraan, Saya, Angie, Sharada, dan Nok sempat tersesat dan harus bertanya kepada penduduk lokal letak pasti hotel kami. Sekitar pukul 19.00 waktu setempat akhirnya kami tiba di sebuah hotel yang letaknya berada di atas bukit.