Pencinta Moge di Indonesia Tetap Ingin Masuk Tol
- Westofthei
VIVA.co.id – Sejumlah komunitas motor gede (moge) hingga kini masih berharap jika mereka diberikan akses untuk bisa melintasi jalur bebas hambatan alias tol. Mereka kukuh karena sejumlah alasan kuat.
Menurut Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Komjen (purn) Nanan Soekarna, mesti keinginan itu telah ditolak, namun sebenarnya moge masuk tol merupakan permintaan yang tidak muluk-muluk. Terlebih, di banyak negara sudah diberlakukan aturan demikian. Malaysia saja, kata dia, sudah membolehkan motor masuk tol.
"Paling tidak moge masuk tol itu di hari-hari tertentu saja (di Indonesia). Misal setiap akhir pekan motor besar boleh masuk tol. Karena kan kebanyakan motor besar keluar hanya di akhir pekan, tidak setiap hari dipakainya," kata Nanan saat berbincang dengan VIVA.co.id, di Pong Me Lounge, Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu malam, 22 Juni 2016.
Dia mengatakan, masyarakat seyogyanya tak memandang negatif keinginan moge masuk tol di Indonesia. Sebab, kapasitas mesinnya yang tergolong besar dan cepat panas tentu tak cocok jika dibesut dengan kecepatan rendah.
"Sebenarnya, bukan karena kami ingin memacu kecepatan, sebab tak selamanya juga moge harus dibawa kencang. Tetapi kami memandang ini perlu. Tetapi intinya, kami tetap taat sama aturan yang ditetapkan, taat sama petugas. Kami hanya ingin berikan output memperlancar lalu lintas, di banyak negara sudah diterapkan pula kok," kata dia.
Sementara itu, terkait wacana Surat Izin Mengemudi (SIM) yang santer bakal diberlakukan berdasarkan kapasitas mesin, mantan Wakapolri itu menyatakan tak keberpihakannya. Kata dia, terbilang aneh jika SIM didasarkan pada kapasitas mesin.
Seharusnya, kata dia, jika pemberlakuan itu dimaksudkan untuk mewajibkan pengguna moge harus piawai agar tak menimbulkan masalah, harus diatur sebelum dia membeli motor besar.
"Saya tidak setuju, di luar negeri juga tak ada itu, SIM ya satu. Kalau soal kepiawaian, harusnya disortir dari diler atau penjual moge. Mereka harus mewajibkan pembelinya benar-benar bisa dan piawai bawa motor besar. Nah regulasinya tentu harus dibuat, dan itu tugas pemerintah," kata Nanan.
Baca juga: