Yaya Ronteng, Motor Pedal Klasik Buatan Bandung

Harley replika buatan Bandung bernama Yaya Ronteng.
Sumber :
  • Foto: Yasin Fadilah/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ada yang menarik saat mendatangi Otobursa Tumplek Blek 2016, di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Ternyata ada sebuah motor pedal yang diberi nama Yaya Ronteng dan sukses menarik perhatian banyak pengunjung.

Motor pedal ini rupanya merupakan karya pria asal Bandung, Jawa Barat, bernama Yaya. Motor tersebut memang sepintas mirip dengan kuda besi besutan Amerika buatan tahun 1912.

Menurut Yaya yang ditemui VIVA.co.id, di Parkir Timur Senayan, motor ini merupakan replika dari Harley-Davidson 1912. Ide ini muncul dari keisengannya dan kecintaannya terhadap motor klasik atau jadul.

"Produk ini sebenarnya aslinya buatan Amerika, cuma saya membuat versi replikanya. Hal ini dikarenakan saya sangat hobi dengan motor tua," katanya.

Sejak Ia menilai, motor yang dirakitnya tersebut memiliki perbedaan dengan motor asli buatan Amerika.
"Bedanya, sama yang asli jelas berbeda, karena membuatnya sendiri. Rakitan sendiri juga dan ada tambahan tambahan sedikit dari ide kreatif saya sendiri. Saya sudah bikin gear box-nya untuk diontel sama mesin. Jadi kalau mesin mati, bisa memakai pedal," kata dia.

Sejak tahun 2000, ia telah memproduksi sepeda motor pedal tersebut sebanyak 60 unit sampai sekarang, dengan model yang berbeda-beda sesuai keinginan konsumennya.

"Saya pertama kali produksi tahun 2000, awalnya iseng dan hobi. Terus banyak orang yang mau. Jadi saya produksi untuk orang lain juga dan banyak yang mau. Ada yang minta mesinnya jadi empat-tak, ada juga yang mau dibikin persis kayak Harley-Davidson," katanya.

Ia menjelaskan, untuk ke depannya, bukan tidak mungkin dia akan menciptakan sepeda yang ditempeli dengan listrik. "Ada, banyak yang nawarin. Karena belum siap dengan ide dan masih ada kesibukan jadinya belum sekarang-sekarang," katanya.

Mengungkap Perjalanan HIV Dari Billy Porter hingga Charlie Sheen dan Selebriti Luar Negeri Lainnya

Sepeda motor pedal tersebut juga pernah dites ke Purwokerto, Yogyakarta, dan pernah juga dipakai mudik dari Jakarta ke Bandung.

Untuk performa mesinnya, motor tersebut menggunakan mesin penggerak seperti kompresor, serta generator. Bunyinya juga khas seperti motor dua-tak. Selain itu, bahan bakar yang digunakannya campuran dan tidak murni, karena memakai oli samping, persis motor dua-tak yang beredar saat ini. Sayang, dia tak menyebut mesin yang dicantoli pada motor pedal bergaya eksentrik itu.

Klasemen Persija di Liga 1 Usai Hancurkan Persik Kediri
Hardjosudiro dan motor antiknya yang kini terjual Rp36,4 juta

Beli Rp300 Ribu, Motor Ini Laku Rp36 Juta

Motor yang dijual jenis Suzuki produksi tahun 1977

img_title
VIVA.co.id
7 Juni 2016