Ternyata Mio Awalnya Dibuat Sebagai Motor ke Stasiun
- Yamaha
VIVA.co.id – Yamaha Mio memang menjadi skuter matik (skutik) dengan penjualan terbanyak yang diproduksi PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Pamor skuter ini pun semakin tenar di kancah otomotif roda dua secara nasional.
Sejak terlahir di 2003 silam, Mio telah mengalami berbagai evolusi, baik ubahan secara desain bodi hingga perombakan secara menyeluruh sampai ke jantung pacu. Selain itu, skuter yang dalam bahasa Italia berarti ‘cantik’ ini telah menelurkan berbagai model, mulai dari hanya nama Mio, Mio J, Mio GT, Mio Soul, Mio Soul GT, Mio GT 125, Mio M3 dan Mio Z.
Namun di balik kesuksesan Mio, menurut Asisstant General Manager (GM) Marketing PT YIMM, Mohammad Masykur, ternyata ada cerita yang tak diketahui banyak orang. Kata pria berjenggot ini, Mio awalnya dibuat untuk kendaraan yang dipakai hanya untuk jarak dekat.
“Bikin Mio ini untuk dipakai dari rumah ke stasiun. Karena waktu itu pemerintah bilang akan ada sarana publik MRT (Mass Rapid Transit), seperti saat ini,” kata Masykur, Sabtu, 21 Mei 2016.
Masykur yang kala itu bagian dari tim planning Yamaha Indonesia menyatakan, karena jarak yang akan ditempuh cukup dekat atau maksimal jarak 20 kilometer, maka dibuatlah Mio yang hanya mengusung mesin kecil berkapasitas 115cc. Sementara belakangan, motor itu dibuat untuk keperluan jarak jauh.
“Itu kan kasihan konsumennya, karena motornya dengan kapasitas seperti itu (mesin kecil) akan menjadi capek. Mio bukan tidak mampu melakukan itu, tapi bisa. Karena kita tes-nya sendiri sampai 200-400 kilometer sehari,” ungkapnya.
Namun karena banyak kebutuhaan, Yamaha Mio justru sering diajak lari hingga jarak 100 kilometer, bahkan lebih dalam satu hari. “Istilahnya, hati sudah sampai rumah, tapi ini motor masih ngung-ngung,” tambah Masykur.
Seiring nama besar Mio dan kebutuhan akan sepeda motor, praktis tanpa transmisi manual, Mio lebih sering digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Tak terkecuali dikendarai untuk mudik Lebaran ke kampung halaman.
Melihat hal tersebut, lanjut Masykur, maka tim Yamaha kemudian menghadirkan Mio dengan mesin yang lebih besar berkapasitas 125cc. Beralasan, karena masyarakat Indonesia mencari sepeda motor yang bisa digunakan harian dan perjalanan jauh, namun harga terjangkau. “Intinya motor harus all in, semua medan harus bisa ditempuh,” katanya.
Akan tetapi, Masykur pun kini menyarankan agar para pengendara sepeda motor khususnya bagi pemudik untuk ikut imbauan pemerintah, agar tidak mengenderai sepeda motor dengan jarak lebih dari 200 kilometer per hari, seperti saat mudik Lebaran. Sebab, hal itu akan lebih berisiko.