Marak Beredar, Ini Trik Gampang Bedakan Oli Asli dan Palsu
- http://sidomi.com
VIVA.co.id – Populasi sepeda motor di Indonesia terus membengkak. Permintaan akan sepeda motor juga berbanding lurus dengan permintaan terhadap produk pelumas atau oli.
Kabar buruknya, karena kebutuhan oli yang juga membengkak, ada sejumlah oknum nakal yang membuat oli palsu dengan harapan dapat meraup untung. Kondisi itu tentu berakibat buruk bagi kendaraan yang mengonsumsinya.
Menurut Iwan, penggawa bengkel Expo Motor, di kawasan Galur, Jakarta Pusat, dia memiliki cara ampuh untuk membedakan oli asli atau palsu. "Pertama, hal yang harus diketahui adalah melihat kekentalan oli yang Anda beli. Kalau oli asli jernih, sedangkan oli palsu keruh," kata Iwan saat berbincang dengan VIVA.co.id, di Galur, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Mei 2016.
Dia juga menyarankan konsumen untuk jeli dengan kode tutup dan kode barang. Jika sama, dipastikan oli tersebut asli.
Namun, jika berbeda, tentu palsu. "Lihat kode sama tutupnya, harus sama kode di atas, sama pinggirnya juga. Tetapi memang saat ini banyak pihak yang sudah membuat sama kodenya. Sebab, saat ini memang banyak kemasan botol oli bekas yang dijual kembali, lalu dibuat oli palsu lagi," kata dia.
Kata Iwan, biasanya kalau oli palsu juga ada air jelantahnya di bagian bawah. Sementara itu, oli asli tidak. "Terus, kalau oli asli wangi, sedangkan oli palsu sangit. Habisnya oli ada bekas kayak minyak jelantah, kayak air begitu, putih," ujarnya.
Sementara itu, seperti dilansir dari situs pelumas kenamaan di Tanah Air, oli asli umumnya menggunakan teknologi printing atau pencetakan yang bagus untuk memproduksi label kemasan yang dipakai di kemasan produk mereka. Ada beberapa produsen yang menggunakan semacam logo hologram dan juga kode tersendiri untuk memberikan ciri keaslian produk mereka.
Produk oli pelumas palsu memang memiliki tampilan yang sangat mirip. Namun, logo kemasan biasanya menggunakan printing kualitas rendah, karena logo asli dari produk asli akan di-scan dan dicetak ulang, sehingga detail dan bahan label berkualitas rendah yang dipergunakan akan dengan mudah memberikan ciri bahwa oli pelumas tersebut palsu.
Oli palsu juga bisa dideteksi setelah penggunaan. Jika pelumas sudah dipakai dengan jarak antara 1.500-2.000 kilometer, akan terlihat berwarna hitam pekat dan kotor akibat terjadi oksidasi secara hebat.
Kemudian, mesin akan cepat mengalami keausan, sehingga umur mesin lebih pendek, kotor, banyak lumpur dan dapat menyumbat aliran pelumas. Tentu, kondisi ini akan membuat biaya perawatan mobil jadi meningkat.