Indonesia Butuh Motor Versi Murah Rp9 Jutaan?
VIVA.co.id – Di Indonesia ada program mobil murah Low Cost and Green Car (LCGC) yang diinisiasi pemerintah. Namun, perlukah motor juga dibuat versi murahnya untuk pasar Tanah Air? Hal ini tentu dimaksudkan untuk memancing daya beli masyarakat yang tengah menurun, termasuk menjangkau semua segmen masyarakat berpenghasilan rendah.
Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Shindhuwinata menyatakan jika republik ini dinilai belum perlu dengan produk motor murah.
"Seharusnya enggak perlu, kalau motor versi murah tentu cc-nya juga kecil, seperti 50cc. Jika itu dilakukan, macet di jalanan makin lebih parah. Pertanyaannya, apakah cc kecil mampu berakselerasi yang cukup di jalanan, apalagi jika harus dinaiki dua orang. Motor itu kan harus ada hitung-hitungannya, seperti level ketepatan daya angkutnya juga," kata Gunadi kepada VIVA.co.id.
Pertanyaannya tentu, mengapa India bisa menjual motor dengan harga murah, yakni Rp7-9 jutaan? Menurut Gunadi, harga motor di India murah-murah karena infrastrukturnya. "Kita jauh dengan mereka, kita jauh lebih bagus lah. Apakah masyarakat Indonesia mau dijejali motor seperti itu (murah), dengan spesifikasi ala kadarnya?" kata dia.
Dia pasti menyadari ada sebagian masyarakat Indonesia yang menginginkan harga motor murah. Tetapi, tentu yang akan jadi masalah ke depan sejauh mana kualitas motor tersebut.
"Tapi apakah harga segitu warted, itu masalahnya. Kalau toh kita mau masuk ke sana, mungkin ada satu strategi yang lebih besar, apakah kita mau mulai jamah kendaraan motor yang digerakkan oleh listrik misalnya. Secara mendasar kita melihat itu sebagai satu solusi, tetapi memang bukan jawaban. Yang pasti konvensional tetap jalan," kata dia.