Terungkap Gegara Ini Motor Listrik Kurang Laku di Indonesia
- Astra Honda Motor
VIVA – Motor listrik yang beredar di Indonesia jauh lebih banyak dari mobil listrik. Tecatat ada puluhan brand pendatang baru menawarkan kendaraan roda dua pelahap seterum dengan spesifikasi berbeda-beda.
Bahkan motor listrik yang dipasarkan didominasi buatan lokal, sehingga menikmati insentif dari pemerintah yang membuat harganya lebih terjangkau.
Motor listrik yang berhak menerima insentif itu sudah diproduksi di dalam negeri, dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 40 persen.
Awalnya syarat mendapatkan subsidi motor listrik yang diberikan pemerintah berlaku sejak Maret 2023, namun masih kurang efektif karena syaratnya yang terlau rumit, hingga akhirnya pada Agustus kebijakan itu berubah.
Melalui Permen Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Permenperin No. 6 Tahun 2023, syarat untuk satu kali pembelian motor listrik subsidi Rp7 juta hanya perlu menggunakan KTP (Kartu Tanda Penduduk).
Tapi sayangnya meski pilihan motor listrik sudah cukup banyak, terutama yang mendapatkan subsidi, ternyata tidak memengaruhi minat masyarakat untuk beralih.
Bahkan saking tidak percaya dirinya pemerintah terhadap penyerapan subsidi tersebut, dan beberapa pertimbangan lainnya, maka tahun ini kuotanya dipangkas dari 600 ribu unit, menjadi puluhan ribu unit.
Melalui data Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua, atau SISAPIRA, alokasi anggaran yang masih tersedia per Kamis 3 Oktober pukul 17:01 WIB masi tersisa 33 unit.
Sedangkan motor listrik subsidi yang sudah diterima masyarakat tahun ini sebanyak 60.824 unit, lalu yang masih dalam proses pendaftaran 11.191 unit, terverifikasi 10.763 unit, dan tersalurkan 38.870 unit
Terkait biang kerok peminat motor ramah lingkungan yang masih kurang menjanjikan, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Johannes Loman, menyebut, salah satunya soal spesifikasi baterai.
“Karena satu keterbatasan jarak, kemudian waktu charging yang cukup membutuhkan waktu yang lama sedangkan sepeda motor itu mereka membutuhkan kecepatan, dan membutuhkan range yang jauh,” ujar Loman di Jakarta, Kamis 3 Oktober 2024.
Seperti diketahui, jarak tempuh motor listrik yang ada saat ini sebagian besar mulai dari 40 kilometer sampai 70 kilometer, sedangkan yang sudah mencapai ratusan kilometer membutuhkan dua baterai di dalamnya, atau dengan harga jual lebih mahal.
Maka dari itu, mantan bos Astra Honda Motor itu juga menyebut, tidak kalah penting masalah harga dan peace of mind masyarkat terhadap motor listrik. Sehingga meski secara penjualan tumbuh, tapi tidak sebesar mobil listrik.
“Sepeda motor listrik mulai tumbuh tapi angkanya memang belum besar. Pada prinsipnya kami terus mendukung untuk pertumbuhan motor listrik tapi memang di dalam industrinya, di dalam penerimaan dari konsumennya itu ternyata masih belum terlalu cepat seperti di roda empat,” sambungnya.