Jurnalis Asing Sebut MotoGP Mandalika Bukan untuk Penggemar Balap, tapi Orang Kaya

Pembalap MotoGP Marc Marquez menyapa warga saat Parade Pembalap MotoGP di Mataram (Satria)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Jakarta, VIVA –  Jelang bergulirnya MotoGP Mandalika 2024, banyak yang menyoroti perihal mahalnya harga tiket dan akomodasi untuk menyaksikan para pembalap dunia tersebut. Tak heran jika, jurnalis asing menilai suguhan balap di Mandalika hanya untuk orang kaya.

Eks Bos Honda Sebut Marc Marquez dan Bagnaia Bisa Ribut Jika Ducati Lakukan Ini

Adalah jurnalis freelance yang sudah biasa mengikuti seri-seri balapan MotoGP di dunia, Simon Patterson. Pria dari Inggris Raya tersebut  menyebut banyak warga setempat tidak bisa membeli tiket untuk menyaksikan balapan di Sirkuit Mandalika.

Simon lewat akun Twitter atau X miliknya di @Denkmit, menyebut permasalahan penonton di Mandalika berlanjut. Dia melihat sesi latihan bebas MotoGP yang berlangsung pada hari ini cukup sedikit, padahal tribun penonton bisa menampung banyak orang.

Marc Marquez yang Sukses Usir Hantu

Menurutnya, saat balapan berlangsung banyak warga setempat yang tak bisa menyaksikan aksi Marc Marquez cs secara langsung. Mengingat harga tiket MotoGP Mandalika yang mahal, sedangkan upah minimum di sana cukup kecil.

"Masalah penonton di Mandalika terus berlanjut. Tribun utama menampung sekitar 30.000 orang - dan saya perkirakan ada sekitar 500 orang di sana sekarang," tulis Simon, Jumat 27 September 2024.

Di Tengah Kebangkitan Marc Marquez Jumlah Penonton MotoGP 2024 Pecahkan Rekor

"Berbicara dengan banyak penduduk lokal yang tergila-gila MotoGP yang tidak mampu membeli tiket. Tiket masuk umum seharga €30 (Rp500 ribuan) di pulau dengan upah minimum bulanan sebesar €150 (Rp2,5 jutaan)," lanjutnya.

Dia juga mengunggah foto antusias puluhan ribu warga memadati lokasi parade pembalap MotoGP 2024 di Jalan Udayana, Kota Mataram, Nusa Tengara Barat (NTB), Rabu, 25 September 2024. Namun, banyak yang tak bisa ke sirkuit.

"Menyedihkan sekali, karena ketika melihat pemandangan seperti ini rasanya penggemar Indonesia pantas mendapatkan yang lebih baik dari perlombaan ini," tulisnya.

"Kabar baiknya adalah rencana besar untuk mencoba dan mengalihkan sebagian arus wisatawan dari Bali ke Lombok tampaknya berhasil, dan telah ada banyak investasi sejak kami pertama kali datang ke sini yang diharapkan dapat meningkatkan upah dan menciptakan lapangan kerja," lanjut Simon.

Sirkuit Mandalika

Photo :
  • MGPA

Bahkan dirinya menyebut idealnya Indonesia bisa dua balapan sekaligus. MotoGP Mandalika untuk wisatawan, sedangkan untuk penduduk lokal di pulau Jawa, di mana dia meminta Sirkuit Sentul untuk dihidupkan kembali.

"Menonton balapan motoGP di Mandalika itu mahal. Tiket pesawat, hotel. @denkmit pernah bilang, itu bukan untuk mayoritas penggemar motoGP di Indonesia. Itu untuk orang kaya. Mayoritas penggemar memilih Sepang karena jauh lebih murah. Ironis," kicau eks pundit tayangan MotoGP, Lucy Wiryono.

Jumlah Penonton Mandalika seperti Karya Fiksi

Bahkan pada MotoGP 2023, Simon  ragu dengan jumlah penonton MotoGP Mandalika 2023 yang diklaim pihak penyelenggara. Menurutnya, jumlah tersebut seperti halnya karya fiksi Harry Potter.

Dirinya mengunggah jumlah penonton yang dishare pihak MotoGP. Di mana, terlihat pada Jumat jumlah penonton 8.516, Sabtu 21.284 orang, dan Minggu dihadiri 73.129 penonton.

Jadi total jumlah penonton MotoGP Mandalika sejak 13-15 Oktober 2023 adalah 102.929 orang. Akan tetapi, Simon meragukan data tersebut dan menilainya adalah karya fiksi terbesar setelah Harry Potter.

"Jumlah penonton (yang hadir di Mandalika) akhir pekan ini merupakan karya fiksi terbesar sejak kemunculan Harry Potter," demikian tulis Simon Patterson pada Minggu 15 Oktober 2023.

"Pada satu titik, saya menghitung hanya ada 300 orang di tribun berkapasitas 18.000 kursi. Total kehadiran penonton di hari Jumat, saya amat yakin, berada di bawah seribu orang," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya