Harley-Davidson Hentikan Produksi Sepeda Motor karena Masalah Ini
- Pixabay
VIVA – Baru-baru ini, Harley-Davidson Inc mengumumkan bahwa pihaknya akan menghentikan perakitan dan pengiriman terkait produksinya. Perusahaan yang menghasilkan sepeda motor legendaris itu akan menghentikan kegiatannya selama dua minggu.
Diketahui, perusahaan itu memproduksi kendaraan roda dua di Amerika Serikat tepatnya pabrik Wisconsin dan Pennsylvania. Alasan mereka melakukan pemberhentian produksi, lantaran adanya masalah dengan suku cadang dari pemasok.
Dikutip VIVA Otomotif dari Reuters, Jumat 20 Mei 2022, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1903 itu mengatakan pemasok dari pihak tiga tidak diindentifkasi memiliki masalah terhadap komponen. Namun, mereka sedang mengalami kekurangan semikonduktor yang telah mempengaruhi jalur poduksinya.
Perlu diketahui, bahwa saat ini Harley-Davidson sedang memproduksi kendaraan baru yakni tipe Sportster S yang sudah diperkenalkan pada bulan lalu. Model ini mengusung mesin paling baru dengan sebutan New Revolution Max engine. Motor ini diyakni menjadi model paling bersahabat, untuk dikendarai baik jarak dekat maupun menengah.
Pada produksi model tersebut, mereka terpaksa untuk menghentikan sementara terkait masalah yang dialaminya. Meski begitu, mereka memberitahu bahwa terkait produksi motor listriknya tidak mengalami masalah. Salah satu produksi kendaraan roda dua bertenaga listrik mereka yakni LiveWire yang baru saja resmi dijual kepada pelanggan. Model barunya itu memiliki edisi terbatas yang diproduksi hanya 100 unit.
Terkait masalah yang tengah dihadapi, sejauh in perusahaan sedang mencari jalan alternatif untuk bisa tetap produksi. Diketahui, selama dua tahun terakhir, mereka telah memperluas hubungan bisnis dengan pemasok asing untuk mengurangi kenaikan biaya bahan baku dalam negeri.
Namun adanya masalah tersebut, perusahaan yang memproduksi kendaraan ikonik itu mencatat bahwa kurangnya pemasokanya ini berpotensi terkena dampak negatif oleh perubahan persyaratan peraturan. Bahkan saat ini sahamnya merosot 9,3 persen menjadi $32,44 atau sekitar Rp475 ribu dalam perdagangannya.
Perusahaan yang berbasis di Milwaukee itu melaporkan penurunan laba kuartal pertama pada bulan lalu ini karena margin diperas oleh biaya lebih tinggi dan kekurangan chip. Hal itu membuat rantai pasokan terganggu dan telah merusak penjualan sepeda motor di wilayah Amerika Utara.