Fungsi Per CVT di Motor Matik dan Gejala Kerusakannya
- Planet Ban
VIVA – Motor-motor matik sudah memakai sistem ontinuously Variable Transmission atau CVT, alhasil perpindahan gigi tak perlu dilakukan manual. Dalam prosesnya terdapat komponen per CVT yang bekerja untuk mendorong puli saat terjadi gaya sentrifugal.
Ada per pada CVT berfungsi mengatur reduksi atau perbandingan gigi. Secara lengkap per CVT inilah yang mengatur tingkat kerenggangan dari sliding sheave atau puli belakang, dan akan meregang seiring dengan bertambahnya putaran mesin.
Dari cara kerja per CVTÂ dan fungsinya, komponen ini memiliki peranan yang besar dalam sistem CVT. Jika rusak maka bisa mempengaruhi perpindahan gigi secara otomatis dan mengakibatkan kecelakaan.
Berikut tanda-tanda kerusakan pegas CVT yang perlu diketahui, seperti dilansir dari Suzuki Indonesia.
1. Akselerasi Tersendat
Ini bisa jadi awal gejala kerusakan pada CVT. Bahkan Anda bisa merasakannya ketika motor berada di RPM putaran rendah. Biasanya jika gejala ini yang Anda rasakan, seringkali kerusakan terjadi pada mangkuk kopling. centrifugal (clutch housing).
Kerusakan bisa terjadi karena permukaan area kontak mangkuk dengan kanvas kopling tidak rata. Efeknya daya cengkram dari kanvas kopling sentrifugal tidak optimal dalam mengikat clutch housing. Apabila kerusakan benar terjadi pada permukaan mangkuk dan kanvas kopling tidak rata solusinya adalah penggantian komponen baru.
2. Roller Mengalami Kerusakan
Penyebab yang paling sering terjadi rusaknya per CVT justru karena Anda tidak mengganti roller. Fungsi utama dari roller adalah memberikan tekanan pada rumah roller atau puli. Tekanan inilah yang membuat puli dapat bergerak.
Padahal bengkel resmi selalu menyarankan pemilik kendaraan untuk mengganti roller di km sekitar 20.000 hingga 24.000 maksimal. Roller yang sudah aus karena pemakaian akan menimbulkan getaran lebih keras.
Anda pun akan mendengar suara gemeretak dari bagian dalam CVT. Khususnya saat motor dalam kondisi berhenti kemudian berakselerasi. Efek lainnya adalah putaran mesin akan tertahan ketika Anda berada di top speed.
3. Rumah Roller yang Penyok
Selain roller mengalami keausan, rumah roller juga bisa penyok. Akibat yang terjadi adalah pembatas antar roller pun akan tergerus. Pada saat gaya lontar yang terjadi besar maka roller yang tadinya harus menekan puli hanya berputar menggeru jalur roller saja.
Hal tersebut dikarenakan roller tidak dapat terlempar lebih jauh. Sama halnya dengan motor yang membawa beban berat dan dipaksa untuk melewati jalanan menanjak setiap hari.
4. V-Belt yang Sudah Mengeras
Komponen v-belt terbuat dari bahan karet sehingga lentur namun juga memiliki masa pakai. Selama motor matic sering digunakan, karena v-belt berotasi dalam posisi yang cepat maka suhu yang dihasilkan cukup tinggi.
Akibatnya karet v-belt lebih mudah mengeras atau yang dikenal dengan getas. Tanda bahwa v-belt ini harus diganti adalah muncul retakan yang bisa lama kelamaan bisa putus.
V-belt yang bermasalah bisa menimbulkan suara berisik dari boks CVT. Anda pun bisa merasakan akselerasi terasa selip atau tidak seimbang dengan putaran gas. Jika tanda ini muncul akan lebih baik untuk Anda mengganti v-belt.
5. Terdengar Suara Dengung Keras
Tanda kerusakan lainnya adalah munculnya suara berdengung yang cukup keras dari boks CVT. Hal tersebut terjadi karena gigi transmisi saling beradu.
Bearing ratio yang sudah oblak atau goyang karena usia pemakaian juga bisa jadi penyebabnya. Anda yang jarang mengganti oli transmisi atau terjadi kebocoran sehingga oli berkurang juga harus diwaspadai.
Apabila tanda kelima ini sudah mulai Anda temukan pada motor matic jangan pernah tunda untuk langsung ke bengkel motor resmi. Per CVT yang mengalami kerusakan namun dibiarkan begitu saja bisa merusak berbagai komponen.