Pabrikan Motor Indonesia Hadapi Tantangan Baru
- VIVAnews/Herdi Muhardi
VIVA – Tahun lalu angka disribusi sepeda motor di Indonesia dari pabrik ke diler mencapai 5,05 juta unit, naik 38 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah itu sesuai dengan prediksi dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, yang mengatakan bahwa di 2021 akan ada lima juta unit kuda besi yang laku terjual.
Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala mengatakan bahwa kemampuan pemerintah mengendalikan pandemi dan dampaknya, menjadi salah satu faktor penting yang mendorong membaiknya pasar sepeda motor domestik.
“Memang sempat terjadi penurunan penjualan, saat gelombang kedua pandemi meninggi pada Juli dan Agustus. Namun sejalan dengan terkendalinya Covid-19, pasar pun mulai membaik,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari laman resmi AISI, Kamis 13 Januari 2022.
Sigit menuturkan, realisasi pertumbuhan angka penjualan di tahun lalu membuat mereka yakin bahwa tahun ini jumlahnya akan kembali mengalami kenaikan. Ia memprediksi, pertumbuhan permintaan sepeda motor baru di pasar domestik akan meningkat menjadi 5,1 juta hingga 5,4 juta unit.
“Kami prediksi akan tumbuh 2 – 8 persen atau 5,1 juta hingga 5,4 juta unit. Ini akan memberikan multiplier effect yang positif, buat industri terkait,” tuturnya.
Rasa optimis tersebut muncul, meski kata Sigit tahun ini para produsen otomotif menghadapi tantangan baru, yakni akan adanya perubahan pajak pertambahan nilai atau PPN dari 10 menjadi 11 persen.
“Kami tetap memiliki tantangan, terutama untuk mengelola dampak kenaikan PPN 11 persen yang berpotensi menaikkan harga jual. Selain itu, kami harapkan harga komoditi juga bisa kondusif nanti,” ungkapnya.
Tren positif, kata Sigit juga diprediksi akan terjadi di ekspor sepeda motor buatan dalam negeri. Kenaikannya diharapkan bisa mencapai 15 hingga 20 persen.
“Selain membaiknya ekonomi di negara tujuan, sepeda motor produksi anak bangsa yang semakin kompetitif menjadi faktor penting dalam mendongkrak permintaan pasar ekspor ini,” jelasnya.