Produsen Ungkap Alasan Motor Canggih Buatan RI Dijual Mahal
- 100kpj
VIVA – Sebelum diluncurkan dua tahun lalu, banyak kalangan berharap, motor listrik Gesits dibanderol lebih murah dibandingkan produk konvensional di pasaran. Sebab, tunggangan tersebut membawa embel-embel ‘karya anak bangsa’ yang diasumsikan sebagai kendaraan merakyat.
Namun, kenyataannya berbanding terbalik dengan harapan. Kala itu, tepatnya di pameran otomotif Indonesia International Motor Show atau IIMS 2019, kendaraan listrik tersebut dibanderol Rp24 jutaan. Imbasnya, banyak pihak beranggapan, harganya terlalu mahal.
Bahkan, Ketua MPR RI yang juga menjabat sebagai pimpinan di Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengatakan, motor listrik yang diklaim sebagai produk anak bangsa seperti Gesits seharusnya dibanderol tak sampai Rp20 juta. Maka, dengan demikian, peminatnya akan tumbuh.
"Motor listrik Gesits ini masih terbilang mahal harganya, masih Rp24 jutaan. Saya rasa harga ideal kendaraan listrik itu bisa Rp10 juta sampai Rp15 jutaan," ujar Bamsoet di Jakarta belum lama ini, dikutip VIVA Otomotif, Kamis 14 Oktober 2021.
Lantas, kini timbul satu pertanyaan, jika memang produk buatan bangsa, mengapa motor listrik Gesits dibanderol terlalu tinggi? Mungkinkah suatu hari nanti harganya turun?
Penyebab Motor Gesits Mahal
Direktur Utama PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) selaku produsen motor listrik Gesits di Indonesia, M. Samyarto buka suara menanggapi hal tersebut. Menurut dia, pemilihan kualitas komponen yang baik serta teknologi andal di kelasanya, membuat harga kendaraan menjadi relatif mahal.
"Awal pengembangan motor Gesits memang menyasar edukasi motor listrik di Indonesia, di samping itu kami ingin memberikan masyarakat motor listrik berkualitas dan baik serta tidak ada masalah sehingga memang pada pengembangannya kami menggunakan teknologi dan komponen terbaik," urai Samyarto, disitat dari Antara.
Meski demikian, dia berharap, suatu hari nanti, harga motor Gesits bisa jauh lebih murah. Sehingga, semua kalangan bisa memiliki unitnya.
"Tapi di generasi berikutnya kami sudah mulai bermain di pasar di bawah ini, mungkin di pasar B dan C," kata dia.