Hobi Ini Lebih Ekstrem dari Motor Trail
- Antara/M Agung Rajasa
VIVA – Banyak orang melihat, bahwa mengendarai motor trail di kawasan offroad merupakan sebuah hobi yang membutuhkan nyali besar. Selain bisa melaju kencang, kendaraan tersebut juga harus melewati berbagai macam medan sulit.
Jalur yang dilalui tidak hanya sekadar tanah, namun juga bebatuan, akar pohon, hingga genangan air yang sangat licin. Butuh tidak hanya kemampuan khusus untuk mengendalikan motor, namun juga kondisi fisik yang sangat prima.
Namun, ternyata ada jenis hobi lain yang juga dilakukan di area yang sama tapi jauh lebih ekstrem dan menantang, yakni sepeda downhill. Kegiatan ini sudah ada di Indonesia sejak era 2000-an, dan juga menghasilkan beberapa atlet berprestasi.
Meski hanya mengandalkan tenaga manusia, namun kendaraan beroda dua tanpa mesin tersebut bisa melaju hingga kecepatan 30 kilometer per jam. Hal itu terjadi, saat pengendara melesat menuruni bukit yang dipenuhi dengan rintangan berupa pohon, akar, batu, hingga gundukan tanah.
Bagi mereka yang hobi olahraga downhill, patah tulang tangan atau kaki sudah menjadi hal yang bisa. Hal itu bisa terjadi, ketika mereka melaju kencang dan salah mengambil jalur hingga menabrak pohon atau terguling ke turunan curam.
Salah satu wilayah yang jadi favorit para pesepeda downhill adalah Cikole, Lembang, Jawa Barat. Pendiri dari CAF'S Technology dan CAF Group, Yanuar Anugrah mengatakan bahwa lintasan yang terletak di kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu itu pernah dipakai untuk kegiatan olahraga PON hingga event berskala internasional.
Tempat itu pula yang ia pilih sebagai lokasi penyelenggaraan TERAS CAF 1st Series, yang merupakan kompetisi balap sepeda downhill dan enduro. Kegiatan tersebut akan terselenggara selama dua hari, yakni 2-3 Oktober mendatang.
“Melalui kejuaraan ini, TERAS CAF mampu melahirkan bibit pembalap baru yang berkualitas dan mampu berprestasi di kancah nasional maupun internasional,” ujarnya saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Senin 27 September 2021.