Akademisi Bikin Motor Listrik Lokal, Begini Penampakannya
- Istimewa
VIVA – Kendaraan ramah lingkungan bakal menjadi tren baru untuk moda transportasi masyarakat. Selain buatan pabrikan, kini ada juga sepeda motor listrik lokal yang merupakan hasil karya para akademisi. Produk purwarupa itu diberi nama BL-SEV01.
Sepeda motor lokal itu, merupakan wujud kerja nyata mahasiswa dan dosen dari kampus Budi Luhur, yang berkolaborasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan rumah modifikasi Katros Garage. Nama SEV01 sendiri merupakan singkatan dari Sport Electric Vehicle yang pertama.
Kepala Pusat Studi Kendaraan Listrik Universitas Budi Luhur, Sujono mengatakan, motor listrik lokal BL-SEV01 dibekali jantung penggerak berupa dinamo BLDC 96 Volt dengan tenaga mencapai 16 kW, serta didukung oleh baterai 48Ah dan controller 96 Volt 200 Ampere.
"Sementara kami libatkan 3 mahasiwa dan dosen, untuk bekerjasam dengan peniliti LIPI dalam mengerjakan sistem elektrifikasinya, mulai dari Motor penggerak, sistem penggerak dan sistem kendalinya," ujarnya dalam konfrensi pers digital, Kamis 14 Januari 2021.
Sujono mengatakan, butuh waktu sekitar 3 bulan untuk membuat sepeda motor tanpa mesin itu. Sayangnya, kendaraan tanpa asap itu belum diuji coba secara resmi di jalanan. Pengujian baru dilakukan memakai sistem komputerisasi saja.
"Belum kami test real di lapangan, baru memakai software dan itu kecepatannya bisa 130 sampai 160 kilometer per jam. Motor listrik ini didesain tanpa transmisi, tinggal memainkan gas dan motor akan melaju. Di atas kertas mampu melaju sejauh 110 kilometer dengan pemakaian normal," papar Sujono.
Sementara itu, Andi Akbar selaku Builder sekaligus Founders dari Katros Garage mengatakan, pihaknya dipercaya mendesain dan mengerjakan sistem mekanis motor listrik bergaya sporty itu, mulai dari rangka, body kit, kaki-kaki dan finishingnya.Â
Pria yang akrab disapa Atenx Katros itu menyebut, mengerjakan motor listrik lokal BL-SEV01 berbeda dengan proses modifikasi yang biasa mereka kerjakan. Sebab, seluruh pembuatan komponen dilakukan dari awal, bukan memodifikasi dari produk kendaraan roda dua yang ada di pasaran.
"Tantangan terbesarnya adalah kami jarang menerima project base sepeda motor listrik, kebanyakan pakai mesin konvensional. Ini sebuah hal baru, bukan cuma motor listriknya untuk penggerak, semua rancangan dibuat dari nol," paparnya.