Sambut New Normal, Honda Bakal Luncurkan Motor Murah?

Booth Honda motor di GIIAS 2018
Sumber :
  • AHM

VIVA – Penjualan sepeda motor di Indonesia pada tahun ini diprediksi merosot tajam, penyebabnya adalah wabah virus COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China. Penurunan disebut-sebut bisa mencapai 50 persen.

MTT Salurkan Kendaraaan Roda Dua untuk Dakwah di Sulawesi Utara

Executive Vice President PT Astra Honda Motor, Johannes Loman mengatakan, tahun lalu penjualan sepeda motor bisa mencapai 6,4 juta unit. Tapi, tahun ini angkanya bakal terkoreksi cukup banyak.

“Tahun lalu, total pasar 6,4 juta unit lebih sedikit. Perhitungan kami, tahun ini total pasar 3,9 juta unit,” ujarnya saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Jumat 12 Juni 2020.

Honda Luncurkan Skuter Matic Terbarunya dengan Harga Rp29 Jutaan

Menurut Loman, banyak faktor yang mempengaruhi merosotnya angka penjualan kuda besi pada tahun ini. Mulai dari penerapan pembatasan sosial berskala besar, hingga daya beli masyarakat.

Baca Juga: Patuhi Ini, Bikin dan Perpanjang SIM Gratis

Mau Coba Motor-motor di IMOS 2024? Ini Cara dan Syaratnya

“PSBB enggak bisa beraktivitas, kemudian ekonomi melambat. Harga komoditi seperti minyak kelapa drop. Penjualan motor sangat tergantung dari kredit, di mana dengan kondisi ini mempengaruhi bisnis kami,” tuturnya.

Untuk memulihkan angka penjualan, umumnya produsen menawarkan produk yang sesuai dengan daya beli konsumen saat ini. Namun, hal itu tidak akan dilakukan oleh AHM, karena mereka mengaku lini produk yang tersedia saat ini sudah memadai.

“Memang, ada peluang bahwa setelah masa pandemi ini, ekonomi mulai bergerak, akan ada kebutuhan lagi di sepeda motor. Kami melihat, sejauh ini segmen motor entry level dari Honda masih bisa mengakomodir,” tutur Direktur Pemasaran AHM, Thomas Wijaya.

Thomas menjelaskan, yang diperlukan saat ini adalah kemudahan dalam hal pembayaran. Itu sebabnya, ia mengaku butuh dukungan dari para penyedia jasa pembiayaan.

“Ada kebutuhan (akan sepeda motor). Tapi, dalam kondisi ekonomi tertentu, bagaimana terkait pembiayaannya, terkait uang muka dan sebagainya. Ini harus kami diskusikan dengan lembaga pembiayaan, agar konsumen punya keterjangkauan,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya