Ada yang Lebih Seram dari Corona, Boncengan Dilarang di Wilayah Ini
- Wiremaninafghanistan
VIVA – Beberapa wilayah di Indonesia, sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Tujuannya, yakni untuk mengurangi angka penyebaran virus corona.
Dalam aturan tersebut, dibahas mengenai berboncengan dengan mengendarai sepeda motor. Warga masih diperbolehkan melakukan hal itu, asalkan mereka memiliki domisili yang sama alias satu alamat.
Sementara itu, para pengendara ojek, baik konvensional maupun online, untuk sementara tidak diperbolehkan membawa penumpang. Sebab, jarak duduk yang dekat dianggap berisiko menjadi sarana penyebaran virus.
Namun ternyata, para penduduk di Afganistan juga dilarang berboncengan saat mengendarai motor. Namun, alasannya bukan karena khawatir virus COVID-19, melainkan hal lain yang tidak kalah menyeramkan.
Baca juga:Â Jadi Komut BUMD, Koleksi Mobil Sudirman Said Bikin Terkejut
Dilansir dari 100kpj, Jumat 24 April 2020, warga yang tinggal di Kandahar sehari-hari menggunakan sepeda motor untuk melakukan aktivitas mereka. Jumlah kuda besi di wilayah itu mencapai 130 ribu unit, dua kali lipat dari mobil.
Kebanyakan merek yang beredar berasal dari Jepang, yakni Honda dan Yamaha. Rata-rata, kendaraan bermotor roda dua di Kandahar didatangkan dalam kondisi bekas pakai. Harga per unitnya US$300, atau sekitar Rp4,6 juta.
Larangan mengendarai motor diberlakukan, karena di wilayah tersebut kerap terjadi konflik dengan Taliban. Bahkan, saat pandemi COVID-19 melanda serta menjelang dimulainya bulan Ramadhan.
Selain mengemudikan mobil, gerilyawan Taliban juga sering memanfaatkan sepeda motor untuk mengawasi wilayah. Bahkan, tidak jarang kendaraan itu dipakai sebagai bom bunuh diri.
"Sejak ada pelarangan itu, agak sulit bagi kami untuk membonceng. Karena, polisi pasti menghentikan dan kamu akan dipersulit oleh mereka," ujar salah satu warga, Bismillah Khan