5 Tahun Memimpin, Bos Harley-Davidson Menyerah
- Dok: Harley-Davidson
VIVA – Harley-Davidson dikenal sebagai salah satu merek sepeda motor gede, yang memiliki tenaga besar dan harganya mahal. Tak heran, jika merek ini identik dengan mereka yang punya duit.
Namun, ternyata penjualan mereka tidak sesuai dengan harapan. Dilansir dari Jalopnik, Sabtu 29 Februari 2020, perusahaan yang dipimpin oleh Matt Levatich itu terus mengalami penurunan pangsa pasar.
Pada akhir 2019, angka penjualannya di Amerika Serikat sebagai basis dari perusahaan, adalah yang terburuk selama 16 tahun belakangan ini. Padahal, setengah dari pemasukan mereka berasal dari negara mereka sendiri.
Ekspor motor yang mengusung mesin dengan kapasitas lebih dari 1.000cc itu juga tidak bagus angkanya. Menurut data dari Reuters, 2019 menjadi tahun terburuk Harley-Davidson sejak 2010.
Sepinya minat akan motor yang di Indonesia dibanderol ratusan juta rupiah itu, tidak mengherankan. Generasi saat ini sudah tidak lagi tertarik mengendarai kuda besi yang berat dan mahal. Mereka lebih memilih untuk membeli mobil, karena lebih nyaman dan konsumsi bahan bakarnya tidak jauh berbeda.
Selama lima tahun menjabat sebagai Chief Executive Officer Harley-Davidson, Matt belum menunjukkan prestasi yang bisa dibanggakan. Itu sebabnya, ia akhirnya memutuskan untuk mundur dari posisi tersebut.
Sebagai informasi, lesunya penjualan moge juga dirasakan oleh beberapa pabrikan motor lain. Itu sebabnya, sebagian mulai melirik Asia sebagai pasar baru.
Untuk bisa menembusnya, produk baru dengan kapasitas mesin yang lebih kecil harus dibuat. Proses produksinya bisa menggandeng pabrikan yang sudah lebih dulu ada.