Motor Terlaris di Dunia Ini Enggak Laku di Negeri Bollywood

All New Honda BeAT 2020
Sumber :
  • Dok: AHM

VIVA – Pekan lalu, PT Astra Honda Motor meluncurkan generasi baru dari skuter matik andalan mereka, Honda BeAT 2020. Berbeda dari generasi sebelumnya, BeAT terbaru dibuat dengan menggunakan platform enhanced Smart Architecture Frame atau eSAF.

Viral! Pemotor Lempar Batu ke Bus TransJakarta di Lenteng Agung, Diduga Cekcok Jadi Pemicu

Platform tersebut, sebelumnya sudah digunakan oleh motor Honda lainnya, yakni Genio. Dengan memakai eSAF, maka bobot BeAT jadi lebih ringan, namun pengendaliannya justru lebih baik.

Kapasitas bagasinya juga meningkat, menjadi 12 liter. Honda juga bisa memasang tangki bahan bakar lebih besar, yang tadinya empat liter kini menjadi 4,3 liter.

Desain Futuristik, Honda BeAT X Kobo Kaneru Jadi Bintang Anime di ICC 2024

“Sebagai motor skutik Honda terlaris di dunia, All New Honda BeAT series memiliki perubahan platform secara keseluruhan dengan mesin dan rangka baru, serta desain, performa dan fitur terbaru,” ujar Presiden Direktur AHM, Toshiyuki Inuma di Jakarta saat peluncuran.

Baca Juga: Saat Gerimis, Motor Malah Lebih Mudah Jatuh

Hartanya Rp2,6 Triliun, Motor Menteri Terkaya Sakti Wahyu Trenggono Cuma Honda Beat

Inuma menuturkan, sejak hadir perdana pada 2008, motor jenis skuter matik tersebut telah terjual sebanyak 17 juta unit, yang tersebar di pelosok di Indonesia. Selain di Tanah Air, BeAT juga dipasarkan ke beberapa negara lain.

Namun, ternyata motor tersebut dianggap kurang ideal untuk dipasarkan di India. Hal itu diungkapkan langsung, oleh Executive Vice President Director AHM, Johannes Loman.

“Ekspor tergantung dari penerimaan desain. Misalnya, tipe BeAT di India kurang bisa diterima. Makanya, kami juga mesti melihat, negara mana yang bisa diterima,” ungkapnya, Senin 20 Januari 2020.

Johannes menjelaskan, perusahaannya harus memiliki prioritas saat hendak membuat dan memasarkan produk baru, termasuk BeAT 2020.

“Enggak mungkin kami buat produk karena ingin ekspor, tapi enggak sesuai dengan orang Indonesia. Jadi, kami selalu ke selera kita dulu, baru tentukan mana yang harus diekspor,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya