Puluhan Ribu Onderdil Palsu Merajalela, Nilainya Rp6 Miliar

Ilustrasi komponen sepeda motor
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Seiring pemakaian, kendaraan bermotor memerlukan suku cadang atau onderdil pengganti. Sebab, ada beberapa komponen yang kinerjanya menurun jika digunakan dalam jangka waktu lama.

Penjualan Mobil Tahun Depan Bakal Makin Berat

Bisnis suku cadang ternyata cukup besar nilainya, terutama jika model kendaraan tersebut laku keras di pasaran. Hal itu rupanya dimanfaatkan oleh sekelompok orang, untuk membuat versi palsunya.

Suku cadang palsu menjadi momok bagi para produsen mobil dan motor. Jika konsumen tertipu dan menggunakan onderdil tersebut, maka mereka akan merasa kecewa karena kualitasnya jauh di bawah barang asli. Alhasil, tingkat kepercayaan konsumen menjadi turun pada merek tersebut.

Mulai Era Elektrifikasi, Kehadiran Insentif Dongkrak Penjualan Mobil Listrik

Untuk mengatasi hal itu, produsen kerap menggelar penyelidikan. Seperti yang dilakukan oleh produsen sepeda motor Honda di India. Dilansir dari Rushlane, Rabu 31 Juli 2019, Honda Motorcycle and Scooter India bekerja sama dengan pihak kepolisian negara tersebut, menggelar razia onderdil palsu.

Dari hasil pengembangan kasus, ditemukan ada empat lokasi pembuatan suku cadang tiruan. Saat digerebek, tim menemukan puluhan ribu onderdil siap jual, mesin cetak komponen, label palsu, dan mesin pembuat kemasan.

Hal Ini Bisa Jadi Ancaman Industri Otomotif di 2025, Toyota: Kami Perlu Waspada

Tak hanya itu, mereka juga memeriksa beberapa bengkel yang menggunakan nama Honda secara tidak resmi. Bengkel tersebut diduga menjadi lokasi penjualan suku cadang palsu yang dibuat oleh komplotan tersebut.

Razia ini bukan yang pertama kalinya dilakukan. Honda India sudah menggelar aksi serupa sejak 2017. Total nilai suku cadang palsu tersebut mencapai 30 juta Rupee, atau sekitar Rp6 miliar.

Komponen sepeda motor Honda Activa adalah yang paling banyak dipalsukan, karena penjualan motor jenis skuter matik itu mencapai 200 ribu unit setiap bulannya. (kwo)

FGD VIVA.co.id, Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi

Kunci Industri Otomotif Nasional Hadapi Tantangan di 2025

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% serta adanya opsen alias pajak tambahan mulai 2025, diprediksi memberikan dampak signifikan pada daya beli masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024