Kasus Unboxing Scoopy Usai Ditilang, Kakorlantas: Itu Hal Biasa

Motor yang dirusak Adi lantaran kesal ditilang polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA – Beberapa waktu belakangan, jagad maya sempat diramaikan aksi remaja pria di kawasan Tangerang, yang merusak dan melepaskan bodi motornya secara paksa, akibat tak terima dirinya ditilang. Aksinya tersebut menjadi perbincangan banyak orang, hingga membuat remaja tersebut viral.

LMKN Imbau Tindakan Tilang untuk Pelanggar Royalti Musik

Meski peristiwa itu terkesan baru, dan jarang terjadi sebelumnya, Kakorlantas Polri, Irjen Pol Refdi Andri, justru melihat sebaliknya. Baginya, aksi pembongkaran motor tersebut masih bisa dikatakan wajar.

"Itu kan orang per orang, bukan kelompok besar. Jadi wajar saja. Kan ada yang tak terima, ada yang protes, ada yang marah-marah, tapi hanya sebagian kecil," ungkapnya, di acara Milenial Road Safety Festival, Sabtu 16 Maret 2019.

92.300 Pengendara Melanggar Selama Operasi Zebra Jaya 2024

Selanjutnya, ia juga menyampaikan, bahwa apabila ingin melihat gambaran pengguna jalan terkait sikap saat ditilang, jangan hanya menilainya dari satu atau dua peristiwa. Sebab, secara luas, para pelanggar biasanya sudah mengerti tentang kesalahannya.

"Lihat masyarakat luas, mereka mendominasi kepatuhan, memahami apa kesalahannya. Bahkan, ada yang sampai mengakuinya. Sehingga, kalau ada kekeliruan perorangan, itu hal yang biasa saja," tambahnya.

Wajah Terciduk Kamera, Siap-Siap Kena Tilang

Sekadar informasi, setelah kejadian perusakan motor di Tangerang tersebut, menyusul beberapa perusakan lain yang metodenya sama, dengan alasan yang juga tak beda. Disinggung tentang hal demikian, Kakorlatas Polri tersebut mengungkapkan, bahwa itulah alasan Kepolisan mengehelat acara bertajuk Milenial Road Safety Festival.

"Semoga melalui acara ini, kami bisa menyampaikan pesan-pesan edukatif kepada milenial yang memiliki kecenderungan serupa," tuturnya.

Bagikan Helm

Di acara yang sama, Kepolisian juga membuat gerakan nyata, dengan membagikan ribuan helm gratis, dalam rangka meningkatkan kesadaran pengendara, tentang pentingnya keselamatan di jalan raya.

Hebatnya, pembagian helm tersebut adalah yang terbanyak di Indonesia. Berkat pencapaian ini, Museum Rekor Indonesia (MURI) tak sungkan-sungkan mengganjar Korlantas dengan piagam rekor.

"Jumlahnya 5.555 helm. Tentu bukan jumlah yang banyak andai dibandingkan dengan pengendara motor di Jakarta. Tetapi, kembali lagi. Ini adalah soal pesan. Kami ingin menyampaikan bahwa kami peduli terhadap keselamatan pengendara," ujarnya.

Penerimaan Piagam tersebut dilakukan langsung oleh Kakorlantas Polri, dan diserahkan oleh Ketua Museum Rekor Indonesia, Jaya Supana, di Jakarta. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya