Ilmu Baru, Trik ala Pedagang Deteksi Motor Bekas Tabrakan
- VIVA/Yunisa Herawati
VIVA – Tidak seperti kondisi baru, sepeda motor bekas pakai tak memiliki standar jual yang pasti. Nominalnya bisa berbeda-beda, tergantung kondisi serta spesifikasi kendaraan.
Namun demikian, bukan hanya kondisi serta spesifikasi saja yang jadi faktor penentu tingginya nilai jual sepeda motor. Tetapi, terdapat alasan lain, mengapa mesin beroda dua itu layak diberi harga mahal.
Susi Irawati, sebagai Head of Operation sebuah aplikasi jual-beli sepeda motor bekas di Jakarta, Otomoto Indonesia, menerangkan bahwa ada tiga faktor utama, yang membuat produk bekas tersebut memiliki nilai jual tinggi.
"Kita berpatokan pada jenis motor yang sama ya. Jadi harganya bisa mahal atau minimal stabil, karena tiga alasan. Pertama, tahun kendaraan. Kedua, jarak tempuh. Ketiga, dan ini yang paling utama, kelengkapan serta masa berlaku surat-surat kendaraan," ungkapnya, saat mengisi materi di helatan Jubelmoto, Jakarta Pusat.
Ia juga menambahkan, sepeda motor tanpa atau kurang surat, serta habisnya masa berlaku, akan alami penurunan sampai jutaan rupiah. "Surat-surat selalu dipertimbangkan. Kalau tidak ada, bedanya signifikan sekali. Harga bisa turun minimal Rp500 ribu, maksimal Rp2 juta." Tuturnya.
Di luar hal tersebut, sepeda motor yang pernah alami benturan keras atau bekas jatuh, harganya juga cenderung anjlok. Sebab, ada beberapa komponen substitusi yang dikhawatirkan tak sesuai rekomendasi pabrikan.
"Kalau di kita (Otomoto), sepeda motor bekas jatuh mungkin tak dipertimbangkan (untuk dijual). Karena banyak komponen bawaan yang rusak total."
Susi mengaku ada pertanda yang gampang dilakukan untuk mencirikan apakah motor tersebut pernah jatuh atau tidak. Saat dicoba di kecepatan tertentu, kata dia, motor akan terasa oleng.
"Biasanya, bengkel-bengkel juga tahu ciri sepeda motor bekas jatuh. Kalau digas sampai 50 (kilometer per jam), laju motor bakal oleng," ungkapnya. (kwo)