Review Komplit Sepeda Listrik Migo

Sepeda listrik Migo
Sumber :
  • VIVA/Jeffry Yanto

VIVA – Menyambut era kendaraan ramah lingkungan, Migo e-Bike hadir sebagai penyewaan sepeda listrik berbasis aplikasi pertama di Tanah Air. Tarif yang dipatok cukup murah, hanya Rp3 ribu per 30 menit.

Ketika Emak-emak ‘Ras Terkuat di Bumi’ Bikin Petugas SPBU Tepok Jidat

Penasaran, VIVA menyewa sepeda listrik buatan China tersebut selama empat jam. Saat pertama kali mendaftar melalui aplikasinya, konsumen mendapatkan saldo sebanyak RP20 ribu.

Dengan tinggi badan 170 sentimeter, posisi duduk agak kurang nyaman. Lantai pijakannya tinggi, alhasil kaki terlalu menekuk. Namun, jok yang empuk membuat nyaman untuk duduk dalam waktu lama.

Sepeda Listrik Tak Didapat, Uang Jutaan Malah Diembat

Penerangan utama sudah menggunakan lampu LED, dan rumah lampunya juga dilingkari Daytime Running Light. Lampu sein depan belakang pun sudah LED, hanya lampu rem masih bohlam biasa. Informasi di layar instrumen pun digital, seperti motor mewah.

Sepeda listrik Migo

Polisi Tegaskan Usia Pengguna Sepeda Listrik Minimal 12 Tahun

Sektor kaki-kaki sekilas mirip Vespa. Terlebih, desain pelek dengan model tertutup yang dibalut ban tubeless 2.75/10 depan belakang. Pengereman depan menggunakan cakram, sementara belakang yang masih tromol. Suspensi depan model teleskopik, dan belakang monoshock.

Saat menyalakan motor tersebut agak aneh, karena lubang kunci konvensionalnya tidak terpakai. Untuk menggunakan sepeda listrik tersebut, barcode di sepatbor belakang hanya perlu dipindai dengan gawai melalui aplikasi Migo.

Seperti kendaraan listrik lainnya, e-Bike pun tidak bersuara. Tarikan bawah cukup responsif. Tapi, karena berat badan 77 kilogram, kecepatan maksimal hanya 39 kilometer per jam. Di atas kertas, angkanya bisa 40 kph.

Mengingat lajunya tidak sebanding dengan motor matik 110cc, cukup deg-degan saat melintas di jalan raya. Kami tidak berani berjalan di lajur tengah atau menyalip kendaraan lain. Meski begitu, kami selalu jadi perhatian para pengguna jalan, saat berhenti atau di lampu merah.

Sepeda listrik Migo

Karena statusnya sebagai sepeda, otomatis tidak mempunyai STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan). Adanya pedal kayuh seharusnya bisa membuat pengguna lolos dari incaran petugas polisi.

Sayangnya, pedal tersebut justru mengganggu. Ketika berhenti, kaki kiri yang turun kerap terbentur pedal tersebut. Padahal, fungsinya tidak maksimal. Ketika dikayuh, terasa berat dan tidak bisa menjalankan sepeda dari posisi berhenti. (yns)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya