Harley-Davidson Jadi Korban Perang Dagang AS Vs Uni Eropa

Harley Davidson.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Pius Yosep Mali

VIVA – Harley-Davidson berencana memindahkan sebagian basis produksi mereka dari Amerika Serikat, untuk menghindari peningkatan tarif yang diberlakukan Uni Eropa.

Gaikindo: PPN 12 Persen Tak Surutkan Minat Beli Kendaraan Baru

Dilansir dari CNBC, Kamis 28 Juni 2018, AS mengenakan tarif impor baja dan aluminium yang masuk dari Uni Eropa. Sebagai tanggapan atas tarif tersebut, Uni Eropa mengenakan pajak impor 25 persen untuk produk AS, termasuk sepeda motor HD.

Akibatnya, perusahaan yang berbasis di Milwaukee, Wisconsin tersebut harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar US$2.200 atau Rp31 juta, untuk setiap sepeda motor yang diekspor ke Uni Eropa.

Kunci Industri Otomotif Nasional Hadapi Tantangan di 2025

"Harley-Davidson yakin, jika biaya dibebankan ke diler dan pelanggan ritel, bisa menimbulkan  dampak merugikan terhadap bisnis di kawasan itu (Uni Eropa)," kata perusahaan motor besar tersebut.

Moge yang dijual di Anak Elang Harley Davidson.

Penjualan Mobil Tahun Depan Bakal Makin Berat

Berjuang mengatasi kemerosotan penjualan di AS, Harley memiliki target menaikan penjualan sepeda motor di luar negeri hingga 50 persen.

Pada bulan Januari, perusahaan mengumumkan penutupan pabrik di Kansas City, Missouri, karena penjualan sepeda motor jatuh ke level terendah dalam enam tahun terakhir.

Pada 2017, Harley menjual hampir 40 ribu sepeda motor di Eropa. Angka tersebut menyumbang lebih dari 16 persen, urutan kedua setelah Amerika Serikat.

Pengunjung GIIAS di ICE BSD, Tangerang Selatan

Penjualan Mobil 2025 di RI Diprediksi Hanya Sentuh Segini

Memasuki tahun 2025, industri otomotif di Indonesia diprediksikan masih belum bisa keluar dari kondisi yang tidak baik-baik saja lantaran ada berbagai tantangan yang perl

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2025