Motor Custom Presiden Jokowi Belum Penuhi Aturan
- Biro Setpres Istana
VIVA – Presiden Joko Widodo baru saja membeli motor custom bergaya chopper dari Kick Ass Choppers sebagai buildernya dan penjualnya Elders Garage. Untuk jantung pacunya, motor custom ini menggunakan mesin Royal Enfield Bullet 350 karburator.
Nah, jika melihat kelengkapan motor tersebut secara fisik memang tidak memenuhi aturan, sebab spion hanya satu, dudukan plat nomor depan belakang tidak tersedia. Selain itu, lampu sein depan belakang juga tidak ada. Lantas bagaimana dengan surat-suratnya seperti STNK dan BPKB?
Heret Frasthio, Founder Elders Garage, mengatakan motor tersebut dibeli lengkap dengan surat-suratnya jadi bukan hanya mesin saja. Kata dia, karena tidak mau ada kendala dengan legalitas, dan data-data lengkapnya juga disampaikan soal motor tersebut.
"So far motor ini bisa dipertanggungjawabkan secara surat menyurat, kita juga sudah kasih data-datanya. Kita sudah kasih story-nya tentang produk kita juga. Dan, sementara waktu, kita menganggap motor ini memang legal dan layak jalan," ujarnya.
Namun, kalau motor tersebut layak jalan bagaimana dengan perlengkapannya seperti lampu sein dan lain? "Sebenarnya masih ada proses detailing yang mau dikerjakan lagi. Beliau sudah pesan, mau ada plat nomor depan belakang, mau ada tambahan detail, nanti kita lengkapi lagi," katanya.
Sementara segi keamanan, Jusri Pulubuhu sebagai pengagas Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, jenis motor apa pun jika sudah ada perubahan total pasti sudah tidak safety lagi. Kata dia, karena motor custom itu sudah mengubah konstruksi utama yang berubah total dari pabrikan.
"Jadi motor itu bukan untuk dijalankan sehari-hari, kecuali untuk sekadar show off dan jalan beriringan dengan kecepatan rendah, jadi hanya keperluan riding yang sifatnya sementara," ujarnya. (ren)
Insinyur Motor Inggris Bisa Minder Lihat Kendaraan Ini di Indonesia
Insinyur merupakan tenaga ahli di suatu bidang, salah satunya otomotif. Namun biasanya mereka bekerja berdasarkan kebutuhan brand, sehingga berbeda ketika orang modifikas
