Penampakan Motor Custom Ikonik Suryanation Semarang
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Kontes motor custom berkelas nasional resmi digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah. Ajang bertajuk Suryanation Motorland 2017 itu ditandai dengan kemunculan motor ikonik hasil karya builder ternama.
Motor ikonik itu merupakan karya kolaborasi dua builder pemenang event yang sama tahun sebelumnya. Keduanya adalah Onny Widiyayana, pemenang asal Semarang, serta Hendra Ardiansyah, pemenang Makassar.
Brand Manager Surya PT Gudang Garam, Tbk, Ari Kusumo Wibowo, menyebut, motor ikonik itu dibuat menggunakan basis Moto Guzzi V7 II atas arahan Tommy Dwi Djatmiko asal Mastomcustom Jakarta. Selama ini pihaknya memang bekerja sama dengan Agen Pemegang Merek (APM) motor Eropa itu.
"Jadi mereka memberikan satu unit motor untuk di-custom oleh kolaborasi pemenang tahun 2016 lalu. Motor hasil costum menjadi ikon acara di Semarang ini," ujar Ari Kusumo, Sabtu, 12 Agustus 2017.
Tommy Dwi Djatmiko menyebut, hasil kolaborasi motor custom itu diberi nama "Mario Buchete". Nama Italia itu memiliki makna sendiri, yakni Mario sebagai nama yang identik cowok serta Buchete yang bermakna jambang.
"Kebetulan kolaborasi ini dibuat oleh cowok yang sama-sama memiliki jambang atau brewok," terang Tommy.
Untuk pilihan warna, tim memilih warna merah tua sebagai warna spesial. Warna cat dipilih melihat unsur elegan yang mendominasi motor tersebut. "Warna merah ini special color, kita mengoplos sendiri. Menarik lagi kalau kena pantulan cahaya warnanya jadi emas," ujar builder asal Jakarta yang juga dewan juri kontes di Semarang itu.
Sementara Onny Widiyayana, builder asal Semarang, mengaku, konsep custom bike ikonik tahun ini dibuat dengan menyesuaikan tema pada motor jelajah yang tetap aman. Sehingga pembuatan frame lebih mengandalkan sisi orisinal mesin. Tim hanya mengembangkan aksen pemanis lain, seperti knalpot, tangki dan unsur penting lain.
"Kita tahu motor Guzzi Italia itu terkenal dengan elegan, mewahnya. Seperti motor vespa yang identik dengan bemper depan. Kalau dilihat fungsinya, enggak ada fungsinya. Tapi kalau dilepas jelek. Lah kita kembangkan itu. Tapi karena custom kita ubah," ujar Onny.
Ikonik bike ini hanya dikerjakan selama tiga bulan sejak bulan Juni 2017. Keterbatasan waktu bertemu bahkan menjadi kendala sendiri. "Tiga bulan cuma kita empat kali pertemuan. Untuk motor di Bandung. Ngerjainnya beda-beda, sesuai dengan gaya masing-masing," katanya.
Terkait harga motor ikonik itu, kata dia, ditaksir mencapai Rp500 jutaan. Untuk biaya costum sendiri mencapai kisaran Rp80 juta. (one)